Pixel Code jatimnow.com

Masjid Al Badar Surabaya Terapkan K3L

Editor : Ni'am Kurniawan   Reporter : Ali Masduki
Implementasi K3L di Masjid Al Badar diawali dengan penyerahan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) dan keset antislip untuk kamar mandi pada 21 Agustus 2025. (Foto/JatimNow.com)
Implementasi K3L di Masjid Al Badar diawali dengan penyerahan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) dan keset antislip untuk kamar mandi pada 21 Agustus 2025. (Foto/JatimNow.com)

jatimnow.com – Masjid Al Badar di Surabaya, yang dikelola oleh Pimpinan Ranting Muhammadiyah Dukuh Menanggal, kini bertransformasi menjadi pusat edukasi Keselamatan, Kesehatan, dan Lingkungan (K3L).

Inisiatif itu menandai langkah progresif dalam menjadikan masjid bukan hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai ruang publik yang aman dan berkelanjutan.

Ketua Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) PW Muhammadiyah Jatim, Muhammad Mirdasy, menjelaskan bahwa penerapan K3L ini adalah bagian dari upaya identifikasi budaya risiko yang telah dilakukan sejak awal tahun.

"Masjid memiliki peran strategis, bukan hanya sebagai tempat salat, tetapi juga sebagai pusat literasi K3 dan lingkungan," ujarnya saat FGD di Masjid Al Badar, Minggu (07/9/2025).

Untuk mendukung inisiatif ini, LHKP bekerja sama dengan Lazismu mengadakan pelatihan pemadaman api skala rumah tangga. Tujuannya adalah membekali jemaah dengan keterampilan mitigasi risiko kebakaran.

Wakil Ketua Dewan K3 Jawa Timur, Edi Priyanto, menjelaskan bahwa masjid sering dianggap sebagai bangunan yang paling aman saat terjadi bencana.

"Masjid memiliki pondasi yang kuat, sirkulasi udara yang baik, pencahayaan yang memadai, dan ketersediaan air yang berlimpah," katanya.

Implementasi K3L di Masjid Al Badar juga mencakup penghematan air wudhu melalui Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) mini.

Baca juga:
Muhammadiyah Pelopori Budaya Aman dan Sehat Beribadah di Masjid

"Air wudhu yang ditampung dapat digunakan kembali untuk menyiram tanaman, sehingga lebih efisien," jelas Edi.

Selain itu, pengelolaan sampah plastik juga menjadi perhatian utama. Edi menambahkan, bahwa pengelolaan sampah yang baik akan menjadi amal jariyah, sementara pengelolaan yang buruk akan menjadi dosa jariyah bagi generasi mendatang.

Takmir Masjid Al Badar telah memulai beberapa langkah kecil dalam pengelolaan lingkungan. Sumarmono, Wakil Ketua Takmir, mengungkapkan bahwa sebelumnya air wudhu pernah digunakan untuk memelihara ikan lele, namun menimbulkan masalah bau.

"Sekarang, air wudhu dialirkan ke tempat cuci motor yang dikelola oleh karang taruna," ujarnya.

Warga sekitar juga pernah berkolaborasi dengan Lazismu untuk mengolah limbah kulit buah menjadi sabun eco enzyme. Djarot Ilusya, seorang jemaah dan pengurus Takmir Masjid Al Badar, berharap masjid dapat secara konsisten memberikan edukasi tentang K3L.

Baca juga:
3 Calon Gubernur Jatim Berebut Dukungan Muhammadiyah

"Seperti kru pesawat yang selalu memberikan instruksi keselamatan sebelum terbang, kami berharap masjid juga melakukan hal serupa," katanya.

Dengan berbagai inisiatif ini, Masjid Al Badar diharapkan menjadi pelopor penerapan K3L di tempat ibadah. Program ini meliputi latihan pemadaman api, efisiensi energi, pengelolaan air, dan peningkatan kesadaran lingkungan.

LHKP mendapat dukungan dari Coca-Cola Europacific Partners (CCEP) Indonesia dalam upaya mewujudkan K3L di tempat ibadah. "Program ini bukan komersial, tetapi program akhirat," tegas Edi.

"Masjid Al Badar dapat menjadi prototipe yang akan ditiru oleh masjid-masjid lain," tambahnya.

Implementasi K3L di Masjid Al Badar diawali dengan penyerahan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) dan keset antislip untuk kamar mandi pada 21 Agustus 2025. Identifikasi budaya risiko telah diselesaikan pada 28 Maret 2025.

Jika berhasil, inisiatif Masjid Al Badar tidak hanya akan menjaga keamanan jemaah, tetapi juga mewariskan lingkungan yang lebih baik, sebuah amal jariyah yang berkelanjutan.