Pixel Code jatimnow.com

IWAPI Jatim Genjot Ketahanan Pangan Lewat MBG dan UMKM Lokal

Editor : Ni'am Kurniawan   Reporter : Ali Masduki
Pembukaan Rapat Kerja Daerah (Rakerda) IV, IWAPI Jatim, di Gedung Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Timur, Senin (22/9/2025). (Foto: Ali Masduki/JatimNow.com)
Pembukaan Rapat Kerja Daerah (Rakerda) IV, IWAPI Jatim, di Gedung Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Timur, Senin (22/9/2025). (Foto: Ali Masduki/JatimNow.com)

jatimnow.com - Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) Jawa Timur meneguhkan komitmennya pada ketahanan pangan. Melalui Rapat Kerja Daerah (Rakerda) IV, IWAPI Jatim merajut sinergi dengan program Makan Bergizi Gratis (MBG) dan mendorong peran UMKM lokal agar roda ekonomi kian bergerak.

Ketua Umum DPD IWAPI Jatim, Susmiati Rahmawati, menjelaskan bahwa Rakerda yang mengusung tema "Sinergi & Kolaborasi IWAPI Jawa Timur Untuk Memperkuat Ketahanan Pangan Menuju Indonesia Emas" menjadi wadah penting untuk mengevaluasi program-program yang telah dijalankan di 38 kabupaten/kota selama setahun terakhir.

“Rakerda ini rutin tiap tahun. Kami melaporkan program yang dievaluasi setiap tiga bulan. Jadi, Rakerda menjadi wadah monitoring, sosialisasi, sekaligus pelaporan hasil kerja,” ujarnya.

Menurut Rahma, panggilan akrab Susmiati Rahmawati, tema Rakerda WAPI Jatim selaras dengan arah program MBG yang memberi peluang bagi pelaku kuliner dan makanan beku untuk bangkit pascapandemi.

“IWAPI memang tidak memiliki program khusus Makan Bergizi Gratis (MBG). Namun sebagai pengusaha, kami perlu mengambil terobosan agar perekonomian kembali bergerak,” tuturnya.

Salah satu wujudnya adalah penguatan 'Dapur Mandiri' yang tersebar di berbagai daerah. Bahan baku mulai beras hingga sayuran yang diserap dari UMKM anggota IWAPI dan petani sekitar.

“Perputaran ekonomi kembali ke anggota sendiri sekaligus menyerap hasil petani,” jelas Rahma.

Setiap titik dapur umumnya melibatkan sekitar 50 pekerja dan 10–16 pemasok. “Program ini bertujuan menggerakkan perekonomian, membuka lapangan kerja, dan memastikan anak-anak mendapat makanan sehat,” tambahnya.

Baca juga:
Program Makan Bergizi Gratis Diharapkan Dongkrak Ekonomi Lokal

Dari sisi potensi, Rahma menyebut omzet satu titik dapur dapat mencapai Rp800 juta–Rp1 miliar. “Jika ada 30 titik berarti sekitar Rp30 miliar. Bila terbentuk 100 titik bisa mencapai Rp1,5 triliun,” ucapnya. Ia menegaskan mutu tetap utama.

“Setiap titik dapur memiliki tiga pengawas untuk memantau kebersihan, gizi, dan keamanan pangan,” sambungnya.

Dukungan pemerintah daerah turut memperkuat langkah ketahanan pangan yang digaungkan oleh IWAPI Jatim. Sekretaris Daerah Jawa Timur, Adhy Karyono, menyampaikan bahwa kinerja ekonomi Jatim terus membaik.

“Kalau ekonomi kita di 5,23 persen, itu di atas rata-rata nasional yang 5,12 persen,” kata Adhy.

Baca juga:
Taman Zakat Luncurkan Taman Gizi, Budidaya Ayam Petelur untuk Perkuat Ketahanan Pangan Keluarga

Ia menambahkan, ada sekitar 9,5 juta pelaku UMKM di Jatim dan 57,5 persen kontribusi ekonomi berasal dari sektor tersebut. “IWAPI berada dalam ekosistem itu dan ikut mendukung kinerja ekonomi daerah,” ujarnya.

Adhy juga menyoroti peran strategis perempuan. Ia menilai perempuan dinilai lebih tangguh, teliti, disiplin, dan kuat. Kalau tidak diberi kesempatan, perempuan akan mencari kesempatan sendiri,” tuturnya.

Menurutnya, bila porsi pengusaha perempuan yang kini disebut 57,57 persen meningkat mendekati 70 persen, maka dampaknya terhadap perekonomian daerah akan kian terasa.