jatimnow.com - Siapa sangka, keahlian pijat tradisional yang dikuasai Andik Sugianto, seorang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Desa Bronjong, Kecamatan Bluluk, Lamongan mengantarnya menjadi seorang terapis yang cukup populer di Taiwan.
Disela-sela kesibukannya sebagai buruh pabrik alumunium, jasa terapi pijat tradisional Andik juga banyak diminati hingga membuatnya berfikir untuk menekuni keahlian pijatnnya dengan membuka layanan secara profesional.
Kisah Andik bermula saat ia memutuskan menjadi TKI di Taiwan pada tahun 2015 silam, waktu itu tak terbersit sedikitpun untuk menjadi terapis pijat.
Namun, di tahun 2018 ia melihat ada peluang pundi-pundi cuan di samping penghasilan utamanya sebagai buruh pabrik. Saat itu, Andik mulai membuka jasa panggil mulai dari rekan-rekan kerjanya dan warga negera Indonesia yang ia kenal.
Lama-lama namanya mulai dikenal bahkan warga lokal Taiwan hingga Thailand. Tepat pada 2024 ia memutuskan untuk menyewa tempat dan terus berkembang sampai saat ini.
"Sudah 10 tahun jadi TKI di Taiwan sebagai buruh di pabrik aluminium, saya buka pengobatan alternatif ini sejak tahun 2018, awalnya ya keliling, kini sejak tahun 2024 bisa sewa tempat di Taiwan untuk buka praktek pengobatan ini," kata Andik saat dikonfirmasi, Jumat (26/9/2025).
Berkat keahlian yang ia pelajari dari sang ayah, Andik kini cukup populer hal itu tak terlepas dari postingan video yang ia sebarkan melalui medsos pribadinya.
Baca juga:
Ketua PMI Jember Mengundurkan Diri Meski Masa Jabatan Belum Berakhir, Ada Apa?
Ia juga mengaku, di hari aktif kerja, ia membatasi 3 sampai 4 orang yang datang untuk berobat, tetapi saat akhir pekan, ia bisa menangani 30 sampai 40 orang yang berobat kepadanya.
"Ada pijat urat dan urut, totok saraf dan hipnoterapy, ini saya pelajari dari almarhum bapak yang dulu tukang pijat, dan sekolah yang pernah saya ikuti, sekarang saya buka praktek di Gangsan, Kaohsiung, Taiwan, Alhamdullilah kalau akhir pekan bisa sampai 40 orang yang datang," jelas Andik.
Saat ditanya berapa tarif yang ia ambil untuk pengobatan yang ia jalankan ini, Andik menuturkan, ia tidak mematok harga untuk setiap orang yang datang berobat. "Tidak ada tarif, seikhlasnya saja," akunya.
Baca juga:
Jatim Diakui Sebagai Provinsi Paling Memberdayakan Pekerja Migran
Saat pulang ke kampung halaman dan sudah tidak lagi menjadi PMI, ucap Andik, ia akan menuruskan dan membuka praktek di kampung halaman ia lahir, tepatnya di Desa Bronjong, Kecamatan Bluluk, Lamongan.
"Rencana pulang ke Indonesia tahun 2027, Tentu nanti jika sudah pulang di kampung halaman akan melanjutkan membuka praktek pengobatan ini," ucapnya.
Selain sebagai pahlawan devisa, Andik Sugianto adalah gambaran bagaimana orang Indonesia yang berprofesi sebagai TKI adalah orang-orang yang memiliki etos kerja luar biasa.