Pixel Code jatimnow.com

Harga Tembakau di Pasar Turun, Petani Pilih Timbun di Gudang

Petani mengecek jemuran tembakau
Petani mengecek jemuran tembakau

jatimnow.com - Petani tembakau di Desa Waung, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung, mengeluhkan turunnya harga tembakau di pasaran.

Meskipun hasil panen tembakau saat ini bagus, namun permintaan pasar dan harga mengalami penurunan.

Kondisi ini membuat mereka harus pintar memutar otak atau mengatur strategi guna menghindari kerugian.

Sutikno, salah seorang petani tembakau mengatakan, musim kemarau panjang yang terjadi saat ini membuat kualitas hasil panen tembakau meningkat.

Bahkan dalam sepuluh tahun terakhir, hasil panen tahun ini merupakan yang terbaik.

“Kalau kualitas hasil panen tembakau tahun ini masuk masa keemasan atau bagus. Namun, ya itu tadi harga masih rendah dibandingkan dengan tahun lalu,” ujarnya, Senin (15/10/2018)

Sutikno menjelaskan, terdapat dua jenis tembakau hasil olahannya, yaitu tembakau warna kuning dan warna hitam.

Untuk saat ini harga tembakau warna kuning yang menggunakan gula masih berkutat dikisaran Rp 30-40 ribu per kilogramnya, dan untuk non gula harga dikisaran Rp 50-60 ribu per kilogramnya.

Sedangkan tembakau warna hitam, kini harga mencapai Rp 50-60 ribu per kilogramnya. Harga tembakau ditahun ini mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun lalu.

Tahun 2017 lalu untuk tembakau warna kuning pakai gula harganya sekitar Rp 50-60 ribu/kilogram, dan yang non gula Rp 60-70 ribu/kilogramnya.

Baca juga:
DPRD Jatim Minta Evaluasi RPMK Pengamanan Produk Tembakau dan Rokok Elektronik

Untuk tembakau warna hitam dulu sekitar Rp 60-70 ribu/kilogram. “Untuk harga saat ini, masih dibilang minim, jika dibandingkan dengan biaya produksi dari mentah hingga jadi selalu naik setiap tahunnya. Ditambah lagi dengan upah buruh yang sebelum Rp 50 ribu per hari kini menjadi Rp 60 ribu per hari,” jelasnya.

Hal senada juga diungkapkan oleh petani tembakau lain, Juwari. Menurutnya terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi turunnya harga tembakau saat ini.

Yang pertama, masih banyaknya stok tembakau tahun lalu di gudang para pengepul. Ditambah lesunya permintaan pasar.

“Petani bisa dibilang untung, jika harga tembakau minimal dikisaran Rp 45-50 ribu per kilogramnya, itu minim,” terangnya.

Untuk meminimalisir kerugian, Juwari maupun Sutikno, mereka melakukan strategi dengan cara menimbun tembakau yang siap dipasarkan untuk dijual lima hingga enam bulan kedepan, dengan melihat kondisi harga dipasaran.

Baca juga:
Disbun Jatim Fokus Kembangkan Inovasi Tingkatkan Produksi Komoditi Perkebunan di 2024

“Kita timbun terlebih dahulu, nanti kita lihat harga di lima bulan kedepan, daripada dijual saat ini nantinya rugi,” pungkasnya.