Pixel Codejatimnow.com

Bermula dari Hobi, Tokek Hias ini Jadi Bisnis yang Menguntungkan

Tokek hias yang kini dibudidayakan
Tokek hias yang kini dibudidayakan

jatimnow.com - Bermula dari hobi memelihara reptil, Yoseph Dio, pemuda asal Kelurahan Blooto, Kecamatan Prajuritkulon, Kota Mojokerto memutuskan berwirausaha budi daya tokek.

Bukan sembarang tokek. Hewan yang kini tengah digandrungi pecinta reptil ini, memiliki warna yang unik dan menarik.

Tokek pakistan, demikian reptil hias ini disebut dan sering diikutkan pameran reptil karena warnanya yang menarik.

Yoseph Dio, memutuskan membudidayakan reptil ini sejak tiga tahun lalu. Tokek yang satu ini memiliki perbedaan dari tokek pada umumnya. Mulai dari warnanya, warna gecko lebih menarik dibanding tokek pada umumnya.

"Tokek hias ini berbeda dengan tokek pada umumnya. Tokek hias ini memiliki warna yang lebih menarik dibanding tokek lokal. Salah satu contoh, tokek lokal bisa nempel di tembok, tapi tokek ini tidak bisa," kata Dio.

Awalnya, budi daya tokek hias atau yang lebih dikenal dengan sebutan leopard gecko ini adalah hobi Dio sejak menjadi mahasiswa di salah satu universitas di Surabaya.

Dio awalnya hanya memiliki sekitar 17 ekor gecko saja. Untuk membelinya, Dio bermodal uang Rp 2,5 juta. Saat itu ia masih belajar membudi dayakan reptil lucu ini di kamar kostnya yang hanya berukuran 2x3 meter itu.

"Saya cari reptil apa yang bisa dipelihara tanpa membutuhkan tempat yang lebar, karena saat itu kost saya sempit. Akhirnya pilihan saya jatuh pada tokek ini," tuturnya.

Bukan tanpa hambatan membudi dayakan gecko. 17 ekor gecko milik Dio awalnya banyak yang mati dan ia pun mengalami kerugian. Hingga akhirnya Dio memutuskan membeli 10 ekor gecko lagi untuk dikembangkan.

Dibantu rekannya, Devy Putri (26), laki-laki 23 tahun ini akhirnya berhasil membudi dayakan leopard gecko. Yang mulanya hanya 17 ekor, kini bisa menjadi sekitar 200 ekor Gecko.

Menurutnya, perawatan leopard gecko ini tidaklah sulit dan tidak membutuhkan biaya mahal.

Baca juga:
Perajin Batu Akik di Trenggalek Sukses Tembus Pasar Internasional

"Kandangnya kami buat dari wadah plastik, kita beri lubang untuk sirkulasi udara. Kita juga beri koran di kandangnya untuk alas. Pakannya pun mudah didapat, gecko ini kami beri makan jangkrik," jelasnya.

Pemberian makan leopard gecko ini dilakukan satu minggu dua kali. Sekali makan, gecko mampu menghabiskan lima hingga enam ekor jangkrik. Selain jangkrik, Dio biasanya memberi pakan gecko dengan ulat hongkong.

"Kalau reptilkan memang pencernaannya lambat, jadi makannya tidak perlu setiap hari. Cukup satu minggu dua kali saja," imbuhnya.

Menurutnya, ada sedikit kendala yang membuat gecko mudah sakit, yakni jangkrik yang menjadi pakan gecko terkadang memiliki bakteri jahat yang banyak.

Dio menjelaskan, gecko yang dijual harganya berfariasi. Mulai Rp 120 ribu hingga Rp 2,5 juta. Mahalnya harga gecko ini tergantung keunikan dan tren warna yang sedang diminta pasaran.

"Saat ini kami ada projek, membuat gecko memiliki warna putih, bermotif garis dari kepala hingga ekor yang tidak putus. Gecko seperti ini masih mahal harganya," terangnya.

Baca juga:
Pasar Ikan Hias di Sidoarjo Tak Seramai Masa Pandemi

Untuk mendapatkan warna dan motif unik pada tubuh gecko, Dio harus mengkawinkan silang antara gecko berwarna cerah dengan gecko yang warnanya biasa. Sehingga dapat menghasilkan warna gecko yang terang.

Untuk perawatan gecko, selama ini Dio mengaku belajar otodidak melalui YouTube. Selain itu, pelajaran perawatan gecko juga dipelajari Dio dari sesama komunitas pecinta gecko.

Untuk memasarkan gecko hasil ternaknya, Dio memanfaatkan sejumlah akun media sosial yang sengaja ia buat. "Biasanya yang akan beli gecko di saya lihat di akun instagram @bakoelgeckoimoetz," tambahnya.

Melalui pemasaran online ini, Dio mengaku kebanyakan peminat gecko ini dari kawasan Jombang dan Surabaya. Tidak hanya itu, Dio juga pernah mengirimkan gecko hingga keluar pulau Jawa.