Pixel Code jatimnow.com

Mahasiswa Umla Lamongan Temukan Inovasi Alat Deteksi Gejala Bipolar

Editor : Bramanta   Reporter : Adyad Ammy Iffansah
Foto: Mahasiswa S-1 Umla Lamongan saat menunjukan cara kerja alat pendeteksi gangguan bipolar. (Adyad Ammy Iffansah/jatimnow.com)
Foto: Mahasiswa S-1 Umla Lamongan saat menunjukan cara kerja alat pendeteksi gangguan bipolar. (Adyad Ammy Iffansah/jatimnow.com)

jatimnow.com-Seorang mahasiswa Universitas Muhammadiyah Lamongan (Umla), Rohmatul Badiyah menemukan inovasi pada bidang teknologi kesehatan.

Mahasiswa Strata-1 Fakultas Sains dan Teknologi ini berhasil merancang alat pendetekai gejala awal gangguan mental bipolar melalui alat khusus bernama "Bipohear".

Cara kerjanya cukup sederhana dan terlihat praktis, dengan menitiberatkan frekuensi suara lewat sensor MAX9812 yang terintegrasi dengan mikrokontroler Arduino Nano dan modul Internet of Things (IoT).

Sistem ini mampu merekam, menganalisis, sekaligus menampilkan anomali frekuensi suara percakapan pasien yang menjadi indikator perubahan suasana hati ekstrem pada penderita bipolar.

“Pada pasien bipolar, pergeseran emosi dapat terlihat dari perbedaan frekuensi suara mulai dari fase mania dengan suara lebih tinggi dan cepat, hingga fase depresi dengan nada rendah dan monoton. Alat ini kami kembangkan agar deteksi dini bisa dilakukan secara lebih praktis,” ujar Rohmatul Badiyah, Selasa (7/10/2025).

Baca juga:
50 Persen KDKMP di Lamongan Siap Beroperasi Tahun Ini

Dengan bantuan sensor, frekuensi tersebut dapat dicatat secara fisis dan dianlisis, kemudian dibandingkan dengan data referensi ilmiah. Hasil perbandingan inilah yang menjadi dasar untuk menentukan apakah suara yang terekam menunjukkan tanda-tanda terkait gangguan bipolar atau tidak.

“Saya tidak menyangka penelitian ini bisa mendapat perhatian luas. Semoga bermanfaat bagi pengembangan teknologi kesehatan mental di Indonesia,” tuturnya.

Baca juga:
Kreatif! Pelajar Lamongan Membatik di Kertas Kalender Bekas

Karya ini telah dituangkan dalam karya ilmiah skripsi hingga berhasil lolos di Jurnal Gravity terakreditasi Sinta 3.

Ke depan, pengembangan lebih lanjut diharapkan mampu menghasilkan perangkat yang bisa dipakai klinik maupun keluarga untuk membantu pemantauan pasien bipolar secara mandiri.