Pixel Code jatimnow.com

Peran Para Pelaku Seks Sesama Jenis di Surabaya: Ada Pendana hingga Admin

Editor : Yanuar D   Reporter : Ni'am Kurniawan
34 tersangka peserta pesta seks sesama jenis di Polrestabes Surabaya (foto: Ni'am/jatimnow.com)
34 tersangka peserta pesta seks sesama jenis di Polrestabes Surabaya (foto: Ni'am/jatimnow.com)

jatimnow.com - Dari hasil penyidikan kepada para pelaku pesta seks sesama jenis di Surabaya, polisi turut mendapati peran dari masing-masing pelaku. 

Dari total 34 tersangka, ada pembagian peran diantara para pelaku. Mereka terdiri dari pendana utama, admin utama, admin pembantu dan hingga peserta.

Pendana utama satu orang bertugas menyiapkan dana untuk pelaksanaan kegiatan. 

Sedangkan admin utama satu orang berperan membuat flyer, mengelola grup WhatsApp dan mengundang peserta.

"Admin pembantu tujuh orang membantu penyebaran undangan di media sosial seperti Twitter dan WhatsApp serta menjemput peserta dari lobi hotel,” ucap Kasatreskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Edy Herwiyanto, Rabu (22/10/2025).

Sedangkan modus yang dilakukan terbilang cukup rapi, para pelaku menyamarkan kegiatan tersebut dengan istilah 'party hiburan' untuk menarik kalangan tertentu yang tergabung dalam komunitas eksklusif di media sosial.

"Dari hasil penyelidikan satu orang inisial RK ditetapkan sebagai tersangka yang berperan sebagai penggagas acara. Dimana RK, bekerja sama dengan MR yang menjadi pendana utama. MR disebut memberikan dana untuk memesan dua kamar hotel dan membeli popper, obat perangsang yang digunakan dalam pesta tersebut,” ungkapnya.

Baca juga:
34 Peserta Seks Sesama Jenis di Surabaya Ditetapkan Tersangka

Kegiatan itu pun disebarkan melalui grup WhatsApp bernama 'Surabaya Siwalan Party' yang berisi puluhan anggota. Tersangka RK, juga menunjuk tujuh admin pembantu yang bertugas mencari, menyeleksi dan mengatur peserta sebelum acara dimulai.

"Kegiatan seperti ini ternyata sudah berlangsung delapan kali sejak tahun 2024 hingga 2025, sebagian besar digelar di hotel yang sama,” terang Edy.

Dalam penggerebekan yang dilakukan Minggu (19/10/2025) lalu, polisi berhasil menyita beberapa barang bukti termasuk alat kontrasepsi, popper, serta ponsel yang digunakan untuk berkomunikasi antar peserta.

Baca juga:
Unair Cetak Duta Keselamatan Lalu Lintas

Polisi memastikan, penyelidikan masih terus berlanjut untuk mengungkap kemungkinan adanya jaringan serupa di kota lain. 

Aparat juga akan menelusuri apakah terdapat unsur komersialisasi atau keterlibatan pihak tertentu yang memfasilitasi kegiatan tersebut.

"Kami masih mendalami jaringan dan pola perekrutan peserta. Tidak menutup kemungkinan kasus ini memiliki keterkaitan dengan kegiatan serupa di wilayah lain,” pungkasnya.