jatimnow.com – Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya terus berupaya melahirkan genarasi unggul ditengah berbagai gejolak dinamika perkembangan media digital.
Salah satu upayanya melalui Muktamar Ilmu Mantiq yang digelar Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Sunan Ampel Surabaya.
Kegiatan yang mengambil tema “Revitalisasi Mantiq dengan Critical Thinking untuk Menangkal Disrupsi Digital Keagamaan dan Sosial di Indonesia” pada Selasa, 4 November 2025 mendatang ini secara khusus bertujuan merumuskan strategi integrasi logika Islam tradisional dengan berpikir kritis modern guna melawan misinformasi dan polarisasi di media sosial.
Kegiatan Muktamar, akan diikuti oleh 130 peserta, termasuk 20 dosen dan akademisi, 80 pengasuh pesantren atau ma’had aly, serta 30 mahasiswa.
Bertempat di Lantai 9 Gedung Tengku Ismail Yakub, Jl. A. Yani 117, Surabaya, kegiatan berlangsung pukul 08.00–16.00 WIB dengan format forum diskusi, kaderisasi, dan penyusunan rekomendasi akademik.
Dihadapkan pada disrupsi digital yang menggeser otoritas keilmuan tradisional ke algoritma media sosial seperti YouTube, TikTok, dan Instagram, muktamar ini menyoroti urgensi revitalisasi ilmu mantiq disiplin logika dalam keilmuan Islam klasik dengan critical thinking modern.
Sub-tema utama mencakup revitalisasi mantiq untuk wacana keagamaan digital, fungsi mantiq dalam turath Islamiyyah, etika moderasi berbasis logika, serta model riset kritis berbasis digital humanities. Luaran yang diharapkan meliputi kerangka epistemologis integrasi mantiq dan critical thinking, modul kurikulum, jejaring kolaboratif antar-stakeholder, serta rekomendasi kebijakan untuk program moderasi beragama Kementerian Agama.
Baca juga:
Warung Makan Mak Ti di Belakang UINSA Surabaya Terbakar
Keynote speaker acara ini adalah Prof. Akh. Muzakki, M.Ag., Grad.Dip.SEA., M.Phil., Ph.D., Rektor UIN Sunan Ampel Surabaya. Narasumber lain yang hadir meliputi Dr. Achmad Dhofir Zuhry, M.Fil. (Pakar Logika & Pengasuh Pesantren Luhur Baitul Hikmah, Malang, IG: @achdhofirzuhry.), Dr. Zaenal Abidin Mohammad Baqir, M.A. (Pakar Mantiq & Pengasuh Pesantren Masalikul Huda, Tulungagung, IG: @habibalibaqirassegaf.), dan Dr. Muchammad Helmi Umam, M.Hum. (Dosen UIN Sunan Ampel Surabaya). Sesi diskusi dimoderatori oleh Imam Fawaid, S.Ag. IG: @imam_fawaid_.
Ketua Pelansana Muktamar sekaligus Ketua Prodi Aqidan dan Filsafat Islam UIN Sunan Ampel Surabaya, Dr. Fikri Mahzumi, S.Hum., M.Fil.I., menekankan bahwa acara ini bertujuan membangun ekosistem wacana keagamaan yang logis dan etis.
“Di era di mana algoritma lebih berkuasa daripada sanad ulama, revitalisasi mantiq dengan critical thinking menjadi senjata ampuh melawan falasi logika digital seperti ad hominem atau generalisasi berlebihan. Muktamar ini bukan hanya diskusi, tapi momentum untuk menyusun kurikulum mantiq yang bisa diadopsi pesantren dan perguruan tinggi, agar umat kita tak terjebak simplifikasi ajaran agama yang dangkal,” ujar Dr. Fikri, Minggu (2/11/2025).
Baca juga:
Sejumlah Kampus di Surabaya Terapkan Kuliah Daring, Buntut Kerusuhan
Sementara itu, Prof. Abdul Kadir Riyadi, Ph.D., Dekan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Sunan Ampel Surabaya, menambahkan bahwa kegiatan ini selaras dengan visi moderasi beragama nasional.
“Sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar, Indonesia punya tanggung jawab membangun literasi nalar publik melalui integrasi mantiq dan critical thinking. Hasil muktamar ini, termasuk rekomendasi kebijakan, diharapkan memperkuat kurikulum PTKIN dan jejaring dengan komunitas digital, sehingga wacana keagamaan kita menjadi rahmatan lil ‘alamin yang inklusif dan bertanggung jawab di tengah disrupsi digital yang mengancam kita sebagai bangsa,” kata Prof. Kadir.
Muktamar Ilmu Mantiq UIN Sunan Ampel Surabaya diharapkan menjadi langkah strategis dalam memperkuat kapasitas akademik dan praktis umat Islam menghadapi tantangan digital, sekaligus berkontribusi pada agenda nasional moderasi beragama.