jatimnow.com – Forkom Jurnalis Nahdliyin (FJN) mencatatkan momen istimewa saat menyerahkan penghargaan kepada Gus Muhammad Iqdam Kholid, atau yang akrab disapa Gus Iqdam.
Pengasuh Pondok Pesantren Sabilu Taubah Blitar ini menerima apresiasi sebagai Tokoh Muda Nahdliyin Inspiratif versi FJN, di tengah ribuan jamaah Majelis Ta'lim Sabilu Taubah.
Momen penganugerahan menjadi semakin berkesan ketika perwakilan FJN mendapat kehormatan luar biasa untuk turut serta dalam sesi "Ngaji Bareng" dan berada satu panggung dengan Gus Iqdam.
Kehadiran jurnalis di panggung megah tersebut menjadi simbol kedekatan antara media Nahdliyin dengan tokoh inspiratif generasi muda.
Ketua Umum FJN, Muhamad Didi Rosadi, menyampaikan bahwa apresiasi ini diberikan setelah melalui riset mendalam FJN sebagai bentuk penghargaan kepada figur-figur Nahdliyin yang telah mendedikasikan diri kepada masyarakat.
"Apresiasi ini murni dari kawan-kawan FJN kepada figur Nahdliyin yang rekam jejak dan karyanya bisa menginspirasi generasi muda," ujarnya.
Menurut Deday, FJN menilai Gus Iqdam sebagai sosok yang berkarya di berbagai bidang dan memiliki pengaruh positif secara sosial yang sangat luas, menjadikannya teladan bagi kader muda Nahdlatul Ulama lainnya.
Gus Iqdam, shalawatan bareng ribuan jemaah di Majelis Ta'lim Sabilu Taubah, Blitar, Selasa (04/11/2025) dini hari. (Foto: Ali Masduki/jatimnow.com)
Dalam sesi pengajian yang disampaikannya dengan gaya khas dan merangkul, Gus Iqdam menyampaikan kajian mendalam mengenai keutamaan ilmu, belajar, dan mengajar. Ia menuturkan betapa mulianya kedudukan orang yang berilmu di mata Allah SWT.
Baca juga:
Dakwah di Era Digital, Gus Iqdam: Konten Positif Bisa Jadi Amal Jariyah
"Gusti Allah menjelaskan bahwa kedudukan orang berilmu itu satu tingkat di bawah malaikat. Artinya, kedudukan orang berilmu ini luar biasa, hanya selisih satu tingkat di bawah malaikat," tegas Gus Iqdam, disambut antusiasme jamaah.
Ia juga mengingatkan janji Allah yang termaktub dalam Al-Qur'an, yang menyatakan bahwa orang yang beriman dan berilmu akan diangkat derajatnya lebih tinggi oleh Allah.
Gus Iqdam semakin memperjelas kedudukan ulama dengan mengutip pandangan Imam Ibnu Abbas. "Imam Ibnu Abbas mengatakan kedudukan ulama, kiai, orang-orang yang berilmu bahkan berada di atas orang beriman yang mana derajatnya selisih 700 derajat. Satu derajatnya seperti perjalanan 500 tahun," jelas Gus Iqdam.
Menyentuh isu modern yang sering dilontarkan kepada tradisi santri, Gus Iqdam turut memberikan pandangannya terkait budaya takzim (penghormatan) kepada guru.
"Lah, kok di zaman sekarang, para santri memuliakan ulama dan kyai kok dituduh feodal? Padahal, Gusti Allah sendiri sangat memuliakan orang berilmu, yaitu ulama dan kyai," tuturnya.
Baca juga:
Bukan Pabrikan Besar, Tokoh Ini Jadi Pilar Ekonomi Petani Tembakau Madura
Ribuan santri shalawatan bareng Gus Iqdam, di Majelis Ta'lim Sabilu Taubah, Blitar, Selasa (04/11/2025) dini hari. (Foto: Ali Masduki/jatimnow.com)
Pernyataan tersebut seolah menjadi tanggapan halus terhadap pihak yang keliru mengartikan penghormatan santri kepada ulama sebagai praktik feodalisme.
Gus Iqdam menegaskan bahwa penghormatan tersebut adalah manifestasi murni dari pemahaman ajaran agama yang menempatkan ilmu dan orang yang berilmu pada tempat yang sangat terhormat.
Kehadiran FJN dalam majelis tersebut bukan hanya sekadar seremoni penghargaan, tetapi juga sebagai saksi langsung atas pengaruh besar Gus Iqdam dalam menyebarkan ilmu, inspirasi, dan pemahaman yang sejuk di kalangan generasi muda Nahdliyin dan masyarakat luas.