Pixel Code jatimnow.com

Dakwah di Era Digital, Gus Iqdam: Konten Positif Bisa Jadi Amal Jariyah

Editor : Ali Masduki   Reporter : Ali Masduki
Forkom Jurnalis Nahdliyin (FJN) mengikuti pengajian rutinan malam Selasa Majelis Sabilu Taubah Blitar. (Foto: Tangkapan Layar/Gus Iqdam Official)
Forkom Jurnalis Nahdliyin (FJN) mengikuti pengajian rutinan malam Selasa Majelis Sabilu Taubah Blitar. (Foto: Tangkapan Layar/Gus Iqdam Official)

jatimnow.com - Dakwah di era digital kini tak hanya dilakukan lewat mimbar, tetapi juga melalui layar gawai. Hal ini disampaikan oleh pendakwah muda yang tengah naik daun, Muhammad Iqdam Kholid atau yang akrab disapa Gus Iqdam, dalam pengajian rutinan malam Selasa Majelis Sabilu Taubah Blitar.

Nasehat Pengasuh Pondok Pesantren Sabilu Taubah Blitar ini diungkapkan sebagai apresiasi dan menyambut perwakilan FJN yang mengikuti pengajian.

Dalam kesempatan itu, Gus Iqdam mengungkap pentingnya peran jurnalis dan kreator konten dalam menyebarkan pesan-pesan kebaikan. Menurutnya, media sosial seperti Instagram, TikTok, dan Facebook bisa menjadi ladang dakwah yang luas jika digunakan dengan niat baik.

“Forkom Jurnalis Nahdliyin ini tugasnya menulis dan menyebarkan narasi positif. Konten kreator harus belajar dari FJN. Ini jurnalis Nahdliyin yang memviralkan dakwah dan dawuh guru-guru kita,” ujar Gus Iqdam dalam tausiyahnya, disambut tepuk tangan para jamaah.

Menurut Gus Iqdam, setiap tulisan atau konten yang membawa manfaat bagi orang lain akan menjadi amal jariyah bagi pembuatnya.

“Ketika konten yang dibuat dibaca seseorang lalu memberi manfaat, insya Allah pembuatnya mendapat jariah. Maka doakan semoga FJN selalu diberi kesehatan dan kelancaran dalam langkah kebaikannya,” tambahnya.

Selain dakwah digital, dalam kesempatan ini Gus Iqdam juga menegaskan pentingnya belajar dari siapa saja, tanpa memandang latar belakang.

Baca juga:
Gus Iqdam Sentil Tuduhan Feodal Santri ke Kiai Saat Terima Penghargaan FJN

“Kita bisa belajar dari siapa saja. Kadang saya belajar sabar dari orang lain, belajar nrimo dari kehidupan orang lain. Yang tidak baik itu kalau kita mengukur nikmat dengan kenikmatan orang lain,” tuturnya.

“Perjuangan panjenengan semua membawa barokah. Semoga Allah SWT memberi kelancaran dalam setiap langkahnya,” sambung Gus Iqdam.

Di sisi lain, Ketua Umum FJN, Muhamad Didi Rosadi, menyampaikan bahwa FJN berdiri untuk memperkuat dakwah melalui media dan tulisan.

“Kami berkomitmen untuk menghadirkan narasi Islam yang teduh, santun, dan mencerahkan. Tugas kami bukan hanya memberitakan, tapi juga mendidik masyarakat agar lebih cinta pada nilai-nilai keislaman,” katanya.

Baca juga:
Bukan Pabrikan Besar, Tokoh Ini Jadi Pilar Ekonomi Petani Tembakau Madura

Kehadiran FJN menjadi angin segar di tengah derasnya arus informasi yang kerap menyesatkan. Melalui kerja-kerja jurnalistik yang berbasis nilai dakwah, para jurnalis Nahdliyin diharapkan mampu menjadi perantara kebaikan dan penyambung pesan ulama kepada umat.