jatimnow.com – Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Surabaya Raya menggelar Sekolah Kader Volume 1 yang berfokus pada penguatan kapasitas kader di bidang Politik Teknokratik, Entrepreneur, dan Kebudayaan.
Kegiatan tersebut bertujuan untuk melahirkan generasi muda GMNI yang memiliki kompetensi intelektual dan praktis yang mumpuni dalam menghadapi tantangan zaman. Acara ini berlangsung pada Rabu (7/11/2025) di Surabaya.
Sekolah kader ini mengusung tema besar “Mewujudkan Kedaulatan Bangsa melalui Integrasi Kecerdasan Teknokratik, Kemandirian Ekonomi Entrepreneur, dan Keunggulan Nilai Budaya.” Puluhan kader GMNI Surabaya Raya antusias mengikuti kegiatan yang dirancang sebagai ruang pendidikan politik tingkat lanjut ini.
Ketua DPC GMNI Surabaya Raya, Ni Kadek Ayu Wardani, menegaskan bahwa sekolah kader ini merupakan wujud komitmen GMNI dalam melahirkan kader-kader yang mampu menjawab tantangan multidimensi bangsa.
"Di era disrupsi ini, kader GMNI harus memiliki kemampuan analisis yang tajam, jiwa kepemimpinan yang kuat, serta pemahaman mendalam tentang peta pembangunan nasional," ujar Ni Kadek.
"Sekolah kader ini adalah ikhtiar kami untuk mewujudkan hal tersebut," lanjutnya.
Ni Kadek Ayu Wardani juga menjelaskan pentingnya integrasi tiga aspek utama dalam diri seorang kader GMNI.
Pertama, kecerdasan teknokratik. Kader GMNI harus mampu merumuskan kebijakan yang berbasis data dan riset, sehingga solusi yang ditawarkan tepat sasaran dan efektif," tegasnya.
Kedua, jiwa entrepreneur. "Kemandirian ekonomi adalah kunci kedaulatan bangsa, sehingga kader GMNI harus memiliki semangat inovasi dan kemampuan menciptakan lapangan kerja," lanjut Ni Kadek.
Baca juga:
DKJT dan GMNI Surabaya Serukan Kemandirian Bangsa Lewat Kebudayaan
Terakhir, keunggulan nilai budaya. Nilai-nilai luhur budaya bangsa adalah fondasi moral yang harus dijaga dan dilestarikan.
"Oleh karena itu, kader GMNI harus menjadi garda terdepan dalam menjaga identitas bangsa," tegasnya.
Sekretaris DPC GMNI Surabaya Raya, Alief Susilo Yusuf Hadiwijoyo, menambahkan bahwa kegiatan ini menjadi momentum penting bagi konsolidasi ideologis GMNI dalam menghadapi tantangan globalisasi dan disrupsi teknologi.
"Mahasiswa adalah agen perubahan. Integrasi teknokrasi, entrepreneurship, dan kebudayaan adalah formula strategis agar kader GMNI mampu menjadi pemimpin masa depan yang progresif dan berkarakter nasionalis," kata Alief.
Sekolah kader ini semakin istimewa dengan kehadiran tiga tokoh penting sebagai narasumber, yang memberikan wawasan dan inspirasi bagi para kader.
Baca juga:
GMNI Surabaya Raya Menolak Gugatan Perubahan Batas Usia Pemuda ke 40 Tahun di MK
Mereka adalah Tri Prakoso (Wakil Ketua Kadin Provinsi Jawa Timur Bidang Migas), Chrisman Hadi (Ketua Dewan Kesenian Surabaya), dan Himawan Estu Bagijo (Ketua Pengurus Daerah APHTN-HAN Jawa Timur).
DPC GMNI Surabaya Raya berkomitmen untuk terus menggelar program-program peningkatan kapasitas kader melalui pendidikan politik, diskusi strategis, riset kebijakan, dan kolaborasi dengan berbagai pihak.
Sekolah kader ini diharapkan menjadi wadah bagi kader GMNI untuk mengembangkan diri dan berkontribusi nyata bagi kemajuan bangsa.
GMNI Surabaya Raya meyakini bahwa hanya dengan kader yang cerdas secara teknokratik, mandiri secara ekonomi, dan kuat secara budaya, bangsa Indonesia dapat menjaga kedaulatannya dan bersaing di kancah global.