jatimnow.com - Ketua PW GP Ansor Jawa Timur, H. Musaffa Safril, bersuara lantang tentang nasib petani tembakau yang merana meski negara menikmati cukai tembakau.
Hal itu dikemukakan dalam pembukaan Musyawarah Kerja Wilayah (Muskerwil) GP Ansor Jawa Timur di Kota Malang, Sabtu (8/11/2025).
Musaffa menegaskan bahwa Indonesia berhutang besar kepada petani tembakau. Ia mengungkapkan, penerimaan negara dari cukai hasil tembakau pada tahun 2024 mencapai Rp 216,9 triliun, melampaui pendapatan negara dari sektor migas maupun dividen BUMN.
“Tahun 2024, penerimaan negara dari cukai hasil tembakau mencapai Rp 216,9 triliun, angka yang mengungguli migas dan BUMN. Dan lebih dari separuhnya disumbang oleh Jawa Timur,” ujarnya di hadapan seluruh pimpinan cabang GP Ansor se-Jawa Timur.
Musaffa memaparkan data kontribusi sektor pendapatan negara: Cukai Hasil Tembakau (Rp 216,9 triliun), Sumber Daya Alam (Migas dan Non Migas) (Rp 207 triliun), dan Dividen BUMN (Rp 85,8 triliun).
Namun, Musaffa menilai ada paradoks yang menyakitkan di balik capaian besar tersebut. “Negara menikmati, tapi petani merana,” katanya.
Menurutnya, kontribusi besar sektor tembakau belum sebanding dengan kesejahteraan para petani. Kebijakan pemerintah dinilai belum sepenuhnya berpihak pada petani, padahal mereka adalah fondasi utama dari industri yang menopang ratusan triliun rupiah pemasukan negara setiap tahunnya.
“Ansor tidak boleh diam. Kita harus berdiri bersama para petani tembakau. Mereka adalah bagian penting dari kekuatan ekonomi bangsa, tapi sering kali paling terpinggirkan,” tegas Musaffa.
Ia menuturkan, bahwa perokok terbesar di Indonesia adalah warga Nahdlatul Ulama (NU), termasuk kader Ansor. Hal ini seharusnya menjadi kesadaran bersama tentang kontribusi nyata warga NU terhadap perekonomian negara.
“Kalau kita jujur, perokok terbesar di negeri ini adalah warga NU, dan di dalamnya ada Ansor. Maka artinya, kita ini sebenarnya investor utama pendapatan negara dari cukai tembakau. Tapi ironisnya, petani yang menanam tembakau justru belum menikmati kesejahteraan yang layak,” ucap Musaffa.
Musaffa mendorong agar Muskerwil kali ini tidak hanya menjadi forum administratif, tetapi juga melahirkan rekomendasi kebijakan konkret untuk mendorong keberpihakan terhadap petani tembakau.
Baca juga:
Ansor Jatim Gandeng Universitas, Gerakkan Desa Maslahah
Untuk itu ia mengusulkan agar dibentuk forum khusus untuk membahas isu tembakau secara mendalam dan menyusun langkah strategis Ansor ke depan.
“Semangat Muskerwil Ansor Jawa Timur adalah semangat keberpihakan. Kalau negara saja hidup dari keringat para petani tembakau dan uang dari kantong warga kita, maka Ansor harus menjadi suara mereka. Kita harus memastikan kebijakan negara berpihak pada kesejahteraan petani, bukan hanya pada angka-angka pendapatan,” tegasnya.
Musaffa mengajak seluruh kader Ansor di Jawa Timur untuk menjadikan perjuangan ekonomi rakyat sebagai bagian dari gerakan keummatan dan kebangsaan.
Menurutnya, keberpihakan kepada petani adalah bentuk nyata pengamalan nilai-nilai Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) dalam memperjuangkan kemaslahatan sosial.
“Menolong petani, memperjuangkan kesejahteraan rakyat kecil itulah bentuk jihad sosial Ansor hari ini,” pungkasnya.
Muskerwil GP Ansor Jatim tahun 2025 ini dihadiri oleh seluruh pimpinan cabang GP Ansor se-Jawa Timur, para kiai muda, tokoh masyarakat, dan mitra strategis Ansor.
Baca juga:
Dukungan Penuh untuk Bulog, GP Ansor Jatim Aktifkan Ribuan Kader di Program RPK
Kegiatan ini menjadi momentum peneguhan komitmen Ansor dalam memperkuat peran sosial, ekonomi, dan keummatan di Jawa Timur.
URL : https://jatimnow.com/baca-80374-ketua-ansor-jatim-negara-nikmati-cukai-tembakau-petani-merana