Pixel Codejatimnow.com

Menakar Kekuatan Calon Penerus Risma dari Birokrat Pemkot Surabaya

Editor : Budi Sugiharto  Reporter : Jajeli Rois
Wali Kota Surabaya Tri Rismaaharini membersihkan trotoar di Kedungdoro
Wali Kota Surabaya Tri Rismaaharini membersihkan trotoar di Kedungdoro

jatimnow.com - Peluang birokrat maju di Pilwali Surabaya 2020 tidak akan mudah. Kecuali jika mendapat dukungan dari partai partai pemenang utama di Kota Pahlawan.

Tri Rismaharini yang berasal dari birokrat (Kepala Bappeko Surabaya) dan terbukti berhasil memimpin Surabaya dengan dukungan PDIP.

"Persoalannya apakah ada tiket dari partai untuk para birokrat tersebut mengingat syarat dukungan yang tidak ringan," kata Surokim Abdussalam, Pengamat Politik dari Universitas Trunojoyo Madura (UTM) Bangkalan, Selasa (23/10/2018).

Apalagi, sambung Surokim Abdussalam, hingga sekarang belum ada tokoh yang menojol dan bisa merebut panggung publik yang bisa terakses dan dikenal publik Surabaya secara luas.

Maksud dia, birokrat-birokrat Pemkot Surabaya belum ada yang menonjol di luar Risma itu juga menjadi persoalan serius.

 "Peluang kedua kandidat yakni Sekkota Hendro Gunawan dan Kepala Bappeko yang namanya masuk bursa kandidat, menurut saya masih butuh kerja ekstra mengingat sebelum meraih dukungan partai," katanya.

"Menurut hemat saya harus populer di mata warga Surabaya sebagai syarat pertama meraih rekomendasi atau tiket partai," tambahnya.

Partai tentu akan menggunakan rujukan hasil survei sebagai pertimbangan sebelum mendukung calon dan baru mempertimbangkan kepentingan kedekatan dengan partai.

Surokim, pengamat politik Universitas Trunojoyo Madura

Baca juga:
Machfud Arifin Ikhlas dan Doakan Eri Cahyadi-Armudji

Kedua kandidat di atas dinilai belum bisa maksimal memanfaatkan panggung politik untuk bisa dikenal warga Surabaya secara luas.

"Jadi butuh panggung lebih banyak agar populer di mata warga Surabaya," tegas Surokim yang  juga peneliti Surabaya Survey Center (SSC)  ini.

Ia melihat jika birokrat bisa merapat ke PDIP maka peluangnya cukup besar menang di Surabaya. Tetapi hal itu bukan hal yang mudah, mengingat kader-kader PDIP juga banyak yang siap dan mau meramaikan bursa pemilihan wali kota Surabaya.

Begitu pun jika birokrat berharap pada gabungan partai menengah biaya dipastikan sangat tinggi dan potensi menang juga tidak mudah.

Akan jadi pilihan sulit jika berangkat dari partai menengah di Surabaya karena tradisi kekuasan politik yang kuat dan mengakar hingga level bawah di Surabaya.

Baca juga:
Kuasa Hukum MAJU Sayangkan Dana Kampanye Erji Nol Rupiah Tak Ditindak

"Menurut saya birokrat-birokrat itu perlu kerja keras merebut panggung ruang publik terlebih dahulu agar dilirik oleh partai partai pengusung utama di Surabaya," katanya.

Jalan yang tidak mudah bagi para birokrat pasca Risma, karena tidak ada prestasi menonjol dari para birokrat tersebut yang fenomenal minimal menjadi pembeda.

Sederet nama yang melantai bursa antara lain politisi PKB Fandi Utomo, Sekretaris Kota Surabaya Hendro Gunawan, Kepala Bappeko Surabaya Eri Cahyadi, Bupati Trenggalek Emil Dardak.

Kemudian Wakil Bupati Trenggalek yang juga Ketua KNPI Jatim M Nur Arifin, Wakil Wali Kota yang juga Ketua PDIP Surabaya Whisnu Sakti Buana.

Serta mantan Kapolda Jatim Irjen Pol (purn) yang sekarang menjadi Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Jokowi-Ma'ruf Amin, Machfud Arifin.