Pixel Codejatimnow.com

Machfud Arifin: Ormas Jangan Diam, Harus Lawan Hoax dan Radikalisme

 Reporter : Erwin Yohanes Jajeli Rois
Irjen Pol (Purn) Machfud Arifin saat menjadi pembicara di acara Seminar tentang Menangkal Bahaya Hoax dan Radikalisme pada acara Forum Kemitraan Organisasi Masyarakat, di Hotel Wyndham.
Irjen Pol (Purn) Machfud Arifin saat menjadi pembicara di acara Seminar tentang Menangkal Bahaya Hoax dan Radikalisme pada acara Forum Kemitraan Organisasi Masyarakat, di Hotel Wyndham.

jatimnow.com - Jumlah organisasi masyarakat (ormas) di Indonesia mencapai 395.805. Irjen Pol (Purn) Machfud Arifin mengajak ormas untuk ikut menangkal hoax dan radikalisme.

"Jaga persatuan dan melawan hoax. Itu yang kita harapkan kepada para ormas. Jangan diam, harus dilawan," ujar Machfud Arifin saat menjadi pembicara di acara Seminar tentang Menangkal Bahaya Hoax dan Radikalisme pada acara Forum Kemitraan Organisasi Masyarakat yang digelar Direktorat Organisasi Kemasyarakatan Ditjen Politik dan Pemerintahan Umum Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) di Hotel Wyndham, Surabaya, Kamis (8/11/2018).

Mantan Kapolda Jatim ini menambahkan, hoax muncul tujuannya bisa membuat ketidakpercayaan pada pemerintah.

"Jadi harus diwaspadai betul tentang hoax. Cari nara sumber beritanya yang kompeten. Medianya yang kredibel dan tidak membuat hoax," tuturnya.

Arek Suroboyo yang pernah menjabat Kepala Divisi Teknologi Informasi Mabes Polri ini juga menceritakan kondisi geografis dan keberagaman bangsa Indonesia.

Machfud Arifin atau MA juga meminta ormas yang ada di Jawa Timur pada khususnya, untuk bersama-sama ikut menangkal radikalisme.

Menurutnya, radikalisme adalah pemahaman yang salah. Ia pun menceritakan kasus ledakan bom yang melanda gereja di Kota Surabaya yakni di Jalan Ngagel Madya, Jalan Diponegoro dan Jalan Arjuno. Serta ledakan bom di Mapolrestabes Surabaya.

Baca juga:
Pria di Malang Ngaku Korban Begal agar Ditransfer Uang Istrinya, Ealaaa...

"Ini pemahaman yang salah melakukan teror mati," tuturnya.

Penyebaran paham radikal juga dinilai sangat memprihatinkan. Seperti pelaku bom bunuh diri di Surabaya yang mengajak keluarganya menjadi pelaku.

"Sampai ada anak kecil umur lima tahun bilang ke polisi taghut," ujarnya.

Baca juga:
Pemkot Malang Siapkan Layanan Tambal Ban Online, Ini Faktanya!

MA berharap kepada ormas dan seluruh lapisan masyarakat, untuk bersama-sama melawan radikalisme.

"Mari kita pertahankan NKRI. Menjaga keutuhan dengan melawan hoax. Melawan radikalisme," jelasnya.