Pixel Codejatimnow.com

Legitnya Gula Aren Khas Lereng Gunung Wilis

 Reporter : Erwin Yohanes Mita Kusuma
Proses pembuatan gula aren
Proses pembuatan gula aren

jatimnow.com - Lereng Gunung Wilis tidak hanya menyimpan pesona alam yang indah, tanahnya yang subur juga menjadi berkah bagi warganya.

Bercocok tanam pun menjadi mata pencaharian mayoritas warga Desa Pupus, Kecamatan Ngebel, Kabupaten Ponorogo, yang terletak di lereng Gunung Wilis ini.

Namun, selain bercocok tanam warga ternyata juga memanfaatkan pohon aren yang banyak terdapat di hutan.

Untuk apa? Selain menghasilkan kolang kaling yang dijadikan makanan tambahan cendol, mereka mengambil sari pohon aren dan menjadikannya gula dengan cara tradisional.

Pekerjaan seperti ini juga yang ditekuni Mbah Sirin, warga Desa Pupus, Kecamatan Ngebel, Kabupaten Ponorogo.

Selain menjadi petani, Mbah Sirin juga memiliki usaha kecil dari hasil alam, yakni membuat gula aren.

Setiap pagi dan setiap sore, Mbah Sirin pergi ke hutan yang tak jauh dari rumahnya untuk mengambil nira atau air deresan dari pohon aren. Air tersebut merupakan bahan utama untuk pembuatan gula merah.

Setelah mengambil nira, Mbah Sirin kembali ke rumah dan hasilnya akan diberikan anaknya, Sutari untuk diproduksi menjadi gula aren.

“Prosesnya mudah kok. Tanpa bahan pengawet dan bahan kimia lain yang berbahaya untuk kesehatan,” kata Sutari.

Ia menyebutkan, prosesnya dari air nira yang dibawa dari hutan direbus beberapa jam hingga airnya keruh.

Baca juga:
Mencicipi Manis Gula Aren Organik Produksi Warga Lereng Ijen Banyuwangi

Ia mengatakan, proses merebusnya air nira dengan kayu bakar. Tujuannya agar hasilnya lebih berkualitas daripada merebus dengan gas elpiji.

Setelah keruh, lanjut ia, proses cetak. Proses cetaknya pun sederhana. Yakni dicetak dengan menggunakan kayu yang berbentuk bulat seperti piring kecil.

Setelahnya, gula aren dikemas dengan menggunakan daun pisang kering. “Jadi deh. Dipasarkan seharga Rp 3 ribu,” urainya.

Sutari mengatakan, untuk khasiatnya, gula aren diklaim bisa menyembuhkan diabetes. “Ya kayak jamu buat orang yang menderita diabetes,” klaimnya.

Di sisi lain, gula aren juga dinikmati pecinta kopi untuk pemanisnya. Karena gula aren diklaim memiliki manis yang berbeda dibanding gula lainnya.

Baca juga:
Gula Merah di PIOS Berkualitas, Penjualan Tembus 1 Ton dalam Sepekan

Sementara itu, penikmat kopi gula aren, Fajar Raharjo mengaku gula aren mempunyai rasa manis yang berbeda.

Sehingga, dirinya jauh-jauh dari Kota Ponorogo yang berjarak 35 km ke Ngebel, sengaja datang hanya untuk menikmati kopi gula aren langsung di lokasi produksinya.

“Penasaran iya. Kayaknya nikmat gitu. Apalagi kata warga sini bisa mengobati diabetes. Ya nyoba aja sih. Manisnya memang beda,” pungkasnya.