Pixel Code jatimnow.com

Di Surabaya, Mantan Menpora Hayono Isman Bicara Makna Hari Pahlawan

Editor : Arif Ardianto   Reporter : Arry Saputra
Mantan Menpora Hayono Isman saat di Surabaya
Mantan Menpora Hayono Isman saat di Surabaya

jatimnow.com - Momen Hari Pahlawan biasa diperingati dengan sebuah gelaran parade juang Seperti yang dilakukan oleh Pemerintah Kota  Surabaya. Menurut mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Kabinet Pembangunan VI, Hayono Isman, momen Hari Pahlawan sangat penting khususnya generasi muda milenial.

Hayono mengatakan, Hari Pahlawan diperingati sebagai semangat 45 para pejuang bangsa dengan keberanian memerdekakan Indonesia.

"Semangat 45 memiliki keberanian, punya sikap spontan tidak menanyakan apa agamamau, sukumu, apa pangkatmu. Tapi mereka berkomitmen untuk mengorbankan nyawa untuk negera Indonesia yang merdeka," ungkap Hayono saat rakor Aliansi Relawan Jokowi di Surabaya, Minggu (11/11/2018).

Menurut Hayono, semangat tersebut harus dimiliki oleh generasi milenial. Namun dalam bentuk yang berbeda jika dulu para pahlawan mengusir penjajah untuk sekarang mengusir kebodohan.

"Selain itu, bagi generasi milenial juga untuk mengusir intoleransi diantara kita. Karena di era keterbukaan di era khususnya sosmed banyak berita memecah belah generasi milenial," ujarnya.

Generasi milenial harus bangkit menjadi kekuatan. Tidak hanya profesi tertentu. Namun dalam bidang lainnya yang menjadi potensi dari anak-anak muda tersebut.

"Bisa menjadi pengusaha jamu yang kuat, pemulung profesional, menjadi satpam yang dipercaya dan pengusaha kuat besar," ucapnya.

Ia menambahkan, di era reformasi sudah terdapat sisi positif. Ia mencontohkan seperti di era demokrasi Joko Widodo (Jokowi) yang sebelumnya berprofesi sebagai tukang mabel mampu menjadi seorang Presiden Republik Indonesia.

"Di era demokrasi seorang tukang mebel bisa jadi Wali Kota, jadi Gubernur dan Presiden. Artinya, di profesi lain anak muda yang sekarang menekuni ekonomi kreatif lagi bikin start up bisa menjadi konglomerat suatu waktu, itu di sisi ekonomi. Karena demokrasi memberi ruang itu. Namun sisi gelapnya hoax dan fitnah harus dilawan diusir para generasi milenial dengan semangat 45," tandasnya.

Baca juga:
Kisah Kereta Api Terakhir Surabaya di Stasiun Gubeng