Pixel Codejatimnow.com

Awas! Ada Tempat Mistis di Banaran, Jangan Ngomong Sembarangan

 Reporter : Erwin Yohanes Mita Kusuma
Longsor di Ponorogo beberapa April tahun 2017.
Longsor di Ponorogo beberapa April tahun 2017.
jatimnow.com - Dusun Tangkil, Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo rupanya menyimpan cerita mistis sebelum kejadian bencana longsor, 1 April 2017 lalu.
 
Dalam kejadian itu, puluhan orang diketahui terkubur hidup-hidup di lokasi.
 
Di Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo ada tempat keramat yang namanya Beji. Lokasinya berada di bawah sektor B.
 
Anehnya, saat longsor semua hancur, namun, lokasi Beji masih aman. Sumber air berupa kolam juga masih utuh.
 
Ada cerita, sebelum kejadian longsor berlangsung, ada seorang bapak bersama anaknya sedang mencari batu di kawasan tersebut.
 
 
"Kan tidak boleh kan mengambil apapun. Eh malah diambil. Dan akhirnya karena merasa itu, si anak malah meninggal karena kecelakaan," kata salah satu perangkat Desa Banaran, Misnan.
 
Ia mengatakan, di Dusun Tangkil memang pantang mengatakan sesuatu secara sembrono. Karena jika sembrono bisa kejadian.
 
Tidak hanya  tentang Beji, juga  mereka yang menyepelekan pantangan itu, malah terkena bencana.
 
Ada cerita lain sesaat sebelum bencana longsor datang. Saat itu, ada salah satu warga pemilik sebuah gubuk di perkebunan, yang mengatakan, jika gubuknya tidak akan apa-apa jika ada longsor.
 
"Nyatanya sebaliknya. Gubug di kebun jahe ambrol. Lima orang anggota keluarga juga terkubur hidup-hidup terkena longsor," katanya.
 
Selain itu, sebelumnya juga ada warga yang sengaja balik ke Desa Banaran. Padahal saat itu ia kuliah di Kota Ponorogo. Alasannya cukup sembrono, jika tidak pulang tidak akan kebagian tanah warisan.
 
"Yang ada benar-benar dapat tanah. Tapi tertumpu tanah longsor kemarin," urainya sambil mengelus dada.
 
Ia mengatakan, semuanya sebagai pembelajaran. Jika memang berbicara lebih ditata. Misnan mengaku, sebenarnya, rumahnya diwanti-wanti akan terkena longsor.
 
"Tapi karena saya hati-hati. Tidak ngomong sembarangan, alhamdulilah tidak apa-apa. Ya pesannya lebih hati-hati saja," pungkasnya. 
 
Reporter: Mita Kusuma
Editor: Erwin Yohanes