jatimnow.com - Generasi milenial yang lahir di atas tahun 1980, diharapkan tidak alergi dengan politik. Sebab, generasi milenial di tahun ini (2018) tercatat 52 persen dari total jumlah pemilih pada pemilu 2019 nanti.
Hal ini terungkap dalam Seminar Nasional yang bertema 'Anak Muda dan Masa Depan Politik Indonesia' yang digelar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas 17 Agustus 45 (Untag) Banyuwangi, Rabu (5/12/2018).
Staf Khusus Kantor Staf Presiden, Dimas Niky Nugroho, salah satu pembicara menyampaikan, generasi milenial memiliki karakteristik yang berbeda dibanding era sebelumnya. Generasi millenial dinilai akrab dengan internet hingga media sosial yang tanpa batas, sehingga cenderung berlaku instan.
Kelemahannya, generasi milenial cenderung alergi terhadap politik. Padahal dengan internet, seharusnya membuat generasi milenial dapat lebih kreatif di tengah-tengah tahun politik, seperti sekarang.
"Tapi, meski suka berbagi (share berita politik) dengan cepat, mereka cepat bosan dengan sesuatu. Seharusnya cukup kreatif dalam mencoba hal baru," jelasnya.
Artinya, dengan internet dan media sosial itu, generasi milenail harus terbuka dengan pergaulan. "Jangan alergi dengan politik," tegas Dimas.
Diluar konteks politik, generasi milenial juga diharapkan mudah membuat inovasi di bidang ekonomi kreatif.
Baca juga:
Millenial Sampang Dukung Abah Idi di Pilkada
Dimas melanjutkan, karena ciri khas generasi milenial adalah terbuka dengan hal-hal baru, idealnya bisa ikut berperan dalam kancah demokrasi. Sebab, dari pemuda, akan muncul pemimpin-pemimpin yang berkualitas di masa yang akan datang.
"Syaratnya, memiliki pengetahuan, skill dan tata etika. Satu lagi, generasi milenal harus bisa memanfaatkan internet untuk industri kreatif dan jangan larut dalam isu yang berpotensi memecah persatuan bangsa," tuturnya.
Di tempat yang sama, Rektor Untag Banyuwangi Andang Subahariyanto menambahkan, anak muda adalah masa depan bangsa. Apalagi di panggung politik saat ini sangat terbuka bagi kalangan milenial yang juga disebut Generasi Y ini.
Baca juga:
Mencari Pemimpin Millenial untuk Surabaya
Meski begitu, pihaknya berpesan kepada generasi muda untuk tidak melupakan permasalahan yang terjadi di masa lalu. Namun, jangan sampai larut di dalamnya. "Tetap harus optimis," cetusnya.
Sedangkan, Dekan FISIP Untag Banyuwangi, Agnes Pasaribu mengatakan, seminar ini sebagai bentuk kepedulian FISIP dalam menanamkan kesadaran politik bagi anak muda. Harapannya, mereka bisa menjadi agen perubahan bangsa ke arah lebih baik.
URL : https://jatimnow.com/baca-9806-generasi-milenial-jangan-alergi-politik