Pixel Codejatimnow.com

Demam Berdarah di Ponorogo Mengganas, 2 Tewas

Editor : Sandhi Nurhartanto  Reporter : Mita Kusuma
Penderita demam berdarah dirawat di rumah sakit Ponorogo.
Penderita demam berdarah dirawat di rumah sakit Ponorogo.

jatimnow.com - Demam berdarah menyerang secara ganas di Ponorogo hingga akhir tahun ini. Dari data yang didapat oleh jatimnow.com, tercatat ada 359 penderita terserang demam berdarah dan 2 orang meninggal.

"Tahun ini memang ratusan yang terkena penyakit akibat penyebaran nyamuk aedes aegypti itu. Dan ada 2 orang meninggal karena demam berdarah," kata kasie Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular (P2PL), Edi Kusnanto, Jumat (14/12/2018).

Angka penderita 359 orang yang terjangkit demam berdarah tersebut melonjak dari tahun lalu yang hanya 291 orang. Namun, Edy mengklaim angka tahun ini menurun dibanding 2016 yang mencapai 891 orang.

"Ya memang melonjak dari 2017 dan kenaikannya mencapai 20 persenan. Cuma dibanding 2016 ya beda jauh lauh," urainya.

Edi menyebut semua pihak memang patut mewaspadai dengan angka demam berdarah tahun ini. Seiring kondisi cuaca selama musim penghujan. Karena dalam dua bulan terakhir, hujan tidak turun saban hari.

Hal itu rupanya malah meningkatkan ancaman demam berdarah. Hujan yang jarang turun menyisakan kubangan di berbagai tempat. Sirkulasi air pun tak begitu lancar. Disitulah, nyamuk bisa berkembang biak.

"Dalam waktu seminggu jentik nyamuk bisa tumbuh dewasa. Penyebaran virus ini cukup dalam waktu seminggu," urai Edi.

Sebaliknya ketika hujan turun dengan intensitas tinggi, sirkulasi air justru lebih lancar. Jentik nyamuk sulit hidup di air yang terus mengalir. Apalagi, sebaran demam berdarah rupanya merata di seluruh kecamatan.

Edi menyatakan seluruh kecamatan di Ponorogo endemis demam berdarah. Tak ada wilayah yang luput dari ancaman aedes aegypti. "Seluruh kecamatan endemis. Untuk daerah tertentu seperti Babadan, setiap tahun selalu ada penderitanya demam berdarah," jelasnya.

Pihak Dinkes ini sebenarnya sudah senantiasa menggalakan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dalam berbagai kesempatan. Di berbagai lokasi pula.

Gerakan mengubur barang bekas, menutup tempat penampungan air, serta menguras bak mandi secara rutin harus dilakukan.

"Menguras ini tidak boleh lebih dari seminggu sekali. Karena jentik nyamuk bisa berkembang dalam waktu seminggu. Dan harus disikat, jangan hanya mengganti air di bak saja, itu tidak efektif," jelas Edi.

 

Demam berdarah (DB) menghantui

Baca juga:
Pasien DBD Meninggal di Tulungagung Tembus 10 Orang, Ini Dalih Dinkes

- 359 penderita sampai awal Desember

- 2 meninggal dunia

- Seorang balita di Ringinanom, Sambit

- Seorang penderita lain di Babadan

- 291 penderita sepanjang 2017 (2 meninggal dunia)

- 891 penderita di tahun 2016

- Seluruh kecamatan dinyatakan endemis

Baca juga:
Sebaran Kasus DBD di Kabupaten Kediri, Ini 3 Wilayah Tertinggi

Perlu pemberantasan menyeluruh

- Dinkes menggagas juru pemantau jentik (jemantik) setiap rumah

- Sebab dikhawatirkan, cuaca selama musim hujan bisa memperparah sebaran.

- Selain fogging, dinkes juga mengimbau pemberantasan sarang nyamuk (PSN) untuk dilakukan lebih intens


(Sumber: Dinkes Ponorogo)