Pixel Codejatimnow.com

Perempuan ini Otaki Peredaran Upal Rp 3 Miliar

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Erwin Yohanes
Tersangka digelandang petugas.
Tersangka digelandang petugas.

Baca juga:
Uang Palsu Pasca-Lebaran Rentan Bertebaran di Malang, Bisa Picu Inflasi

 
jatimnow.com - Ada fakta menarik dari terbongkarnya jaringan pengedar uang palsu oleh Polsek Karangpilang, Polrestabes Surabaya.
 
Betapa tidak, dari 11 tersangka yang ditangkap, satu diantaranya adalah seorang perempuan. Bahkan, perempuan ini merupakan otak dari peredaran uang palsu bentuk dollar singapura. 
 
Perempuan itu bernama Sartiyatun (35) asal Dusun Dangsri, Desa Sawahan, Kecamatan Juwiring, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
 
Sartiyatun inilah yang menyuplai uang palsu bentuk dollar singapura kepada tersangka lain.
 
"Kami masih melakukan penyelidikan, dimana upal dollar singapura itu diproduksi. Sebab satu-satunya tersangka perempuan ini mengaku mendapatkan upal itu dari seseorang dan bukan ambil dari produsennya," sebut Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Rudi Setiawan, Selasa (27/3/2018). 
 
Rudi menambahkan, penangkapan terhadap Sartiyatun itu bermula ketika anggota Unit Reskrim Polsek Karangpilang menyamar sebagai pembeli uang palsu.
 
Dari penyamaran itu, mereka menangkap Hares dan berhasil menyita upal sebanyak 316 lembar bentuk rupiah dengan nominal Rp 100 ribuan serta 2 lembar upal dengan nominal 10.000. 
 
Darisanalah, Iptu Marji Wibowo dan anggotanya akhirnya menangkap Sunaryo di Ngawi yang kemudian mengaku mendapat upal dollar singapura dari Sartiyatun.
 
"Kemudian, anggota Polsek Karangpilang menggeledah rumah tersangka perempuan itu di Klaten, Jawa Tengah," beber Rudi. 
 
Dalam transaksinya dengan Sunaryo, upal dollar singapura dengan nominal setara Rp 5 juta, oleh Sartiyatun dibandrol Rp 10 Juta. Namun oleh Satriyatun, Sunaryo diberi lagi uang palsu bentuk rupiah dengan nominal total 31 Juta. 
 
Uang-uang palsu itu kemudian diedarkan Sunaryo kembali ke beberapa pengecer yang juga ditangkap. Yaitu kepada Joko Suherding dan Slamet Riyadi. "Kami masih terus kembangkan jaringan pengedar uang palsu ini," tandas Rudi. 
 
Reporter: Narendra Bakrie
Editor: Erwin Yohanes