Pixel Codejatimnow.com

Komisi Pengawas Persaingan Usaha akan Selidiki Tiket Pesawat Mahal

Editor : Sandhi Nurhartanto  Reporter : Jajeli Rois
Komisioner KPPU RI M Afif Hasbullah
Komisioner KPPU RI M Afif Hasbullah

jatimnow.com - Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) akan menyelidiki kasus tiket pesawat mahal. Dalam beberapa hari terakhir ini, warganet mengeluhkan tiket pesawat mahal hingga membuat petisi.

"Kami akan mengkaji, mendalami, mengumpulkan data-data dan fakta. Apa betul terjadi kartel. Jadi kami tidak menuduh, tapi kami melakukan pendalaman," kata Komisioner KPPU RI M Afif Hasbullah di Kantor Perwakilan Daerah (KPD) KPPU Surabaya, Jalan Basuki Rahmat, Rabu (16/1/2019).

"Kaitannya dengan pangsa pasar, harga itu ditentukan komposisinya apa saja. Dia bilang harga avtur di Indonesia cukup tinggi dibandingkan dengan negara lain. Layanan di bandara. Biaya-biaya lain seperti parkir pesawat dan macam-macam. Itu semua menjadi satu data yang harus dihitung oleh KPPU. Apakah ini ada kepantasan secara ekonomis atau tidak," katanya.

Ia menerangkan, soal tarif pesawat yang akhir-akhir ini dirasakan oleh publik naik, sehingga ada petisi dan berbagai keramaian di media sosial (medsos).

"Memang ini sesuatu biasa terjadi dalam ranah dunia usaha. Namun demikian, dari sisi sudut pandang KPPU, kami memandang ini harus didalami, ini harus dikaji, kenapa bisa terjadi," katanya.

Mantan Rektor Universitas Islam Darul Ulum (Unisda) Lamongan ini menerangkan, pasar maskapai di tanah air cenderung pemainnya tidak banyak. Di sisi lain, beberapa waktu lalu disinyalir maskapai penerbangan katanya merugi.

Baca juga:
Optimisme Konsumen Kota Malang Terhadap Kondisi Ekonomi Meningkat pada Februari

"Di sisi lain di Indonesia ada aturan batas atas dan batas bawah. Dimana batas atas dan batas bawah itu bisa tiga kali lipatnya. Batas bawah Rp 500 ribu, batas atasnya bisa Rp 1,5 juta, kan seperti itu. Yang ini tidak banyak terjadi di penerbangan internasional," tuturnya.

Afif menceritakan, beberapa waktu lalu sempat ramai orang Aceh ramai-ramai membuat paspor untuk terbang ke Jakarta. Kenapa, karena mereka ingin menggunakan penerbangan internasional melalui Kuala Lumpur-Malaysia.

"Kenapa lebih murah, karena penerbangan internasional tidak ada batas atas dan batas bawah. Pemain (pengusaha) di penerbangan internasional juga banyak, termasuk penerbangan ke Eropa timur, Jepang dan internasional lainnya itu banyak mengangkut dari Jakarta ke Kuala Lumpur, sehingga harga bisa bersaing," jelasnya.

Baca juga:
Samator Indo Gas Perluas Jaringan Kalahkan Perusahaan Multinasional