jatimnow.com - Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Ponorogo semakin meningkat. Bahkan penyakit akibat gigitan nyamuk aedes aegypti tersebut sudah tersebar di 13 kecamatan.
Kepala Dinas Kesehatan Ponorogo, drg Rahayu Kusdarini tidak menampik meningkatnya penderita DBD di Ponorogo tersebut.
Dari catatannya, saat ini, dari total 21 kecamatan di Ponorogo, 13 kecamatan diantaranya terdapat penderita DBD. Awal tahun ini wilayah tertinggi yaitu Kecamatan Bungkal dengan 10 penderita, disusul Kecamatan Ponorogo Kota dengan 9 penderita serta Kecamatan Balong dengan 7 penderita.
"Ini kado pahit pada awal tahun," ungkapnya, Selasa (22/1/2019).
Ia menjelaskan, hingga kini ada 74 kasus DBD. Angka tersebut berbeda dari data yang dijabarkan RSUD dr Harjono yang mencapai ratusan. Menurutnya, jumlah sesuai datanya itu merupakan penderita positif terjangkit DBD.
"Bisa jadi yang ada di rumah sakit itu masih suspect. Ada dua kemungkinan, bisa jadi negatif atau sebaliknya," tegasnya.
Baca juga:
DBD di Sampang Melonjak, Wakil Ketua DPRD Jatim Serukan Ini
Bahkan dari dari total (74 penderita) tersebut, empat diantaranya meninggal dunia. Angka kematian di awal tahun ini meningkat dibanding tahun lalu yang hanya tercatat dua orang penderita meninggal dunia.
Rahayu Kusdarini menambahkan, angka saat ini tinggi diduga akibat cuaca yang tidak menentu.
"Hujan dengan intensitas tinggi membuat genangan air terjadi dimana-mana. Kemudian beberapa hari tidak hujan, akhirnya nyamuk dapat berkembang sangat mudah," tuturnya.
Baca juga:
Wabah DBD, RS Moh Zyn Sampang Dirikan Tenda Darurat gegara Overload Pasien
Untuk mengantisipasi siklus tiga tahunan terjadi, Rahayu Kusdarini mengaku sudah menerbitkan surat edaran untuk seluruh camat agar menggerakan warganya melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) serentak.
"Kalau dulu siklus lima tahunan, sekarang dimungkinkan siklus tiga tahunan. Karena itu mari bersama-sama serentak memberantas nyamuk tersebut," pintanya.
URL : https://jatimnow.com/baca-11498-awas-demam-berdarah-di-ponorogo-tersebar-di-13-kecamatan