Pixel Codejatimnow.com

Menantu Didorong PD Jadi Penerus Risma, Soekarwo Tidak Mau Ikut Campur

Editor : Arif Ardianto  Reporter : Farizal Tito
Gubernur Jawa Timur Soekarwo
Gubernur Jawa Timur Soekarwo

jatimnow.com - Jika akhirnya harus maju di Pilwali Surabaya, maka  Bayu Airlangga  diingatkan harus mandiri. Sang mertua, Gubernur Jawa Timur Soekarwo juga tidak mau ikut campur.

Nama Bayu disebut-sebut disiapkan Partai Demokrat (PD) untuk Pilwali Surabaya 2020 meneruskan Tri Rismaharini untuk periode 2021-2026.

Bahkan Partai Demokrat sudah memberi lampu hijau kepada Ketua Muda Mudi Demokrat yang kini caleg DPRD Provinsi Jatim dari Dapil XI ini.

"Mas Bayu harus siap jika diminta partai untuk maju karena panggilan tugas untuk rakyat," ujar Komandan Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) kepada Antara di Surabaya, Rabu (23/1/2019) malam.

Sebagai kader, lanjut AHY, tak ada kata tidak siap untuk partai, sehingga harus berbuat yang terbaik bagi rakyat di manapun posisinya.

Kendati demikian, AHY menegaskan masih konsentrasi memenangkan Demokrat di Pemilu Legislatif yang digelar 17 April 2019.

Baca juga:
Machfud Arifin Ikhlas dan Doakan Eri Cahyadi-Armudji

"Demokrat pasti mempersiapkan kader terbaik untuk Pilkada (Pilwali) Surabaya dan dibahas khusus setelah April. Yang pasti, terus persiapkan diri karena tidak tahu kapan mendapat panggilan tugas dari rakyat," tegasnya.

Sang mertua, Soekarwo yang akan pensiun sebagai gubernur Jatim pada pertengahan Februari ini mengaku tak mau ikut campur.

Ditemui usai menghadiri silaturahmi bersama Gubernur Jawa Timur bersama pejabat dan staf badan pendapatan daerah Provinsi Jatim, Rabu (23/1/2019), Soekarwo menyebut bahwa menantunya tersebut konsentrasi Pileg 2019.

Baca juga:
Kuasa Hukum MAJU Sayangkan Dana Kampanye Erji Nol Rupiah Tak Ditindak

"Ndak ndak itu urusannya, anak muda lah, tapi dia fokus pencalonan DPRD provinsi di dapil 11," ujar Soekarwo.

Meski begitu, muncul sinyal dari Soekarwo. Ada kesan bila sang menantu maju Pilwali Surabaya maka risikonya harus bersikap mandiri, alias tidak ngrepoti.

"Saya pun dulunya mencalonkan (gubernur) ngurus-ngurus sendiri, ndak ada yang bantu. Cari-cari sendiri, cari stiker-stiker sendiri," pungkas Soekarwo.