jatimnow.com - Anjloknya harga cabai rawit di pasaran membuat petani di Probolinggo terancam merugi. Harga cabai sebelumnya berkisar Rp 12.000 perkilo, mengalami penurunan hingga Rp 7.000 perkilonya.
"Petani mengeluh dengan murahnya harga cabai rawit," kata Ketua Komunitas Petani Cabe Indonesia (KPCI) Kabupaten Probolinggo, Abdul Basit, Senin (28/1/2019).
Menurutnya, dengan harga jual cabai yang sangat murah tersebut, membuat petani sulit mendapatkan keuntungan. Sebab biaya untuk tanaman cabai membutuhkan modal besar. Untuk satu hektar lahan, petani harus mengeluarkan biaya sebesar Rp 50 juta.
"Dalam perhektarenya membutuhkan biaya sebesar Rp 50 juta," ujarnya.
Basit menambahkan, anjloknya harga jual cabai di pasar dimulai pada awal Januari 2019 ini.
Petani berharap ada campur tangan pemerintah untuk menstabilkan harga jual cabai, terutama di wilayah Probolinggo.
"Jika harga terus anjlok petani bisa terancam merugi," katanya.
Berdasar perhitungan, lanjut Basit, para petani bisa mendapat keuntungan jika harga cabai diatas Rp 10.000 perkilonya.
Salah satu pedagang cabe di Probolinggo, Rudi Wijaya mengatakan, turunnya harga cabai rawit diperkirakan banyaknya stok cabai rawit di pasar. Sedangkan tingkat kebutuhan pembeli tetap sehingga harga turun.
"Turunnya harga sudah beberapa minggu ini. Namun harga cabai cenderung naik turun sesuai dengan stock cabe dipasaran," tegasnya.
Baca juga:
Pj Wali Kota Batu Dorong Sekolah-sekolah Tanam Cabai untuk Tekan Inflasi
URL : https://jatimnow.com/baca-11738-petani-di-probolinggo-minta-pemerintah-atasi-anjloknya-harga-cabai