Pixel Code jatimnow.com

Rumah Keluarga Pemimpin Pemberontakan PETA Soeprijadi di Blitar Dijual

Editor : Sandhi Nurhartanto   Reporter : CF Glorian
Rumah Pahlawan Nasional Soeprijadi di Blitar dijual
Rumah Pahlawan Nasional Soeprijadi di Blitar dijual

jatimnow.com - Rumah keluarga Pahlawan Nasional Soedanco Soeprijadi, pemimpin pergerakan PETA yang memberontak Pemerintah Jepang, dipasang papan bertuliskan "Dijual".

Rumah model bangunan lama dengan luas 856 meter persegi yang berada di Jalan Soeprijadi tersebut diketahui merupakan milik Darmadi, ayah kandung S. Soeprijadi yang juga pernah menjabat sebagai Bupati Blitar.

"Kesepakatan keluarga untuk dijual. Karena sudah pada tua-tua dan tidak ingin nanti dijadikan rebutan," kata Suroto, adik tiri Soeprijadi, Kamis (14/02/2019).

Rumah dengan nomor 42 tersebut dibeli oleh Darmadi pada tahun 1933 saat menjabat sebagai Kepala Kejaksaan di Kediri. Rumah itu baru ditempati pada tahun 1956 ketika Darmadi sudah pensiun menjadi Bupati Blitar.

"Dulu rumah ini peninggalan Belanda. Kemudian Jepang masuk, rumah ini dijarah. Bahkan kusen sama daun pintu itu diambil warga. Tapi bentuk fisiknya masih tidak berubah sampai sekarang," kata Suroto yang berumur 80 tahun tersebut.

Di dalam rumah itu terdiri dari tiga kamar besar, tiga kamar kecil, dapur dan ruang makan serta ruang tamu. Saat jatimnow.com masuk, nuansa sejuk khas rumah tempo dulu begitu terasa.

Menurut Suroto, proses penjualan rumah sepenuhnya diserahkan kepada keponakannya.

"Saya dan saudara saya tidak tau nanti bagaimana, yang pasti kalau dijual biar urusannya sama keponakan," kata dia.

Suroto merupakan saudara tiri Soeprijadi yang kini masih hidup. Soeprijadi merupakan anak pertama Darmadi dengan istrinya Rahayu yang meninggal sewaktu melahirkan saudara Soeprijadi.

Baca juga:
Kata Akademisi soal Gelar Pahlawan Nasional pada Soeharto

Darmadi kemudian menikah lagi dengan Susilih dan dikaruniai sebelas anak termasuk Suroto. Saat disinggung dimana keberadaan Soeprijadi, Suroto meyakini bila Pahlawan Nasional yang pernah diangkat sebagai Menteri Pertahanan dan Keamanan era Presiden Soekarno sudah wafat.

"Kebiasaan kami kalau sama anak tertua itu jarang mendekat. Saya bertemu (Soeprijadi) hanya sekali ketika mau berontak itu di Pendopo Bupati. Saya waktu itu tujuh tahun dan ingatan masih sangat kuat," ucap pria itu dengan ramah.

Kabar dijualnya rumah milik keluarga Soedanco Soeprijadi juga didengar oleh Pemkot Blitar. Wakil Wali Kota Blitar, Santoso mengaku memiliki niat untuk membeli rumah tersebut dan dijadikan sebagai salah satu aset bersejarah milik pemerintah.

"Namun yang pasti kita akan melobby dulu. Karena kita harus menyesuaikan dengan anggaran yang kita miliki," kata Santoso.

Baca juga:
Golkar Jatim Kembali Usulkan Soeharto dapat Gelar Pahlawan Nasional

Diketahui, tanggal 14 Februari 1945 merupakan hari dimana Pasukan Pembela Tanah Air (PETA) melakukan pemberontakan terhadap Pemerintah Jepang. Pasukan yang dipimpin Soedanco Soeprijadi itu terjadi di Blitar untuk mempercepat kemerdekaan.

Menurut keluarga, pemberontakan itu gagal setelah Soeprijadi tertangkap dan dibunuh di sekitar Alas Maliran yang kini masuk Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar. Enam bulan pasca Soeprijadi gugur, Indonesia merdeka.

Pemkot Blitar sendiri juga memperingati peristiwa bersejarah itu dengan mengadakan sejumlah kegiatan diantaranya drama kolosal pemberontakan Peta yang digelar di Monumen Soeprijadi, tepat didepan Taman Makam Pahlawan.