jatimnow.com - Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawannya. Sebab itu, Bupati Muhammad Fawait penuh effort menandatangan persyaratan kelengkapan pengajuan pahlawan nasional asal Jember KH Achmad Shidiq dan Letkol Muhammad Sroedji.
Semangat itu terlihat saat Gus Fawait menandatangani surat tersebut di tengah-tengah kesibukannya di luar kantor. Di media sosial, terekam Gus Fawait membubuhkan tanda tangannya beralaskan kap mobil dinas.
"Bagi kita tidak ada tempat untuk tidak produktif untuk bekerja. Ini kita tanda tangai berkas untuk melengkapi persyaratan pengajuan pahlawan nasional atas nama...masya Allah...beliau ulama besar. KH Achmad Shidiq dan Letkol Sroedji," ucap Gus Fawait, terekam di akun medsos resminya dilihat redaksi, Selasa (18/3/2025).
"Di manapun saya berada, kalau butuh tanda tangan, saya bisa langsung tanda tangani," tegas pasangan Djoko Susanto ini.
KH. Achmad Shiddiq
Dilansir laman Wikipedia, KH Achmad Shiddiq lahir dengan nama kecilnya, Achmad Muhammad Hasan, di Jember pada hari Ahad Legi 10 Rajab 1344 (tanggal 24 Januari 1926).
Baca juga:
Bupati Jember Fawait Tolak Mobil Dinas: untuk Fakir Miskin dan Disabilitas Saja
Ia adalah putra bungsu Kiai Shiddiq dari lbu Nyai H. Achmad ditinggalkan ibunya pada usia 4 tahun, kemudian ayahnya pada usia 8 tahun. Karena itu, kakaknya, Kiai Mahfudz Shiddiq, bertugas mengasuh Achmad, sedangkan Kiai Halim Shiddiq mengasuh Abdullah yang masih berumur 10 tahun. Ada yang menduga, bahwa bila Achmad terkesan banyak mewarisi sifat dan gaya berpikir kakaknya (Kiai Mahfudz Shiddiq).
Setelah waktu berlalu, Kiai Mahfudz mengirim Achmad untuk menimba ilmu di Tebuireng. Semasa di Tebuireng, Kyai Hasyim melihat potensi kecerdasan pada Achmad, sehingga, kamarnya pun dikhususkan oleh Kiai Hasyim. Achmad dan beberapa putra-putra kiai dikumpulkan dalam satu. kamar.
Karena kepribadiannya yang tenang, Achmad disegani oleh teman-temannya. Di pondok Tebuireng itu pula, Kiai Achmad berteman dengan Kiai Muchith Muzadi, yang kemudian hari menjadi mitra diskusinya dalam merumuskan konsep-konsep strategis, khususnya menyangkut ke-NU-an, seperti buku Khittah Nandliyah, Fikroh Nandliyah, dan sebagainya.
Baca juga:
Tanggapan Bupati Gus Fawait soal Volume dan HET Minyakita Tak Sesuai
Kecerdasan dan kepiawaiannya berpidato, menjadikan Achmad sangat dekat hubungannya dengan Wahid Hasyim. Kyai Wahid telah membimbing Kiai Achmad dalam Madrasah Nidzomiyah. Ketika Wahid Hasyim memegang jabatan ketua MIAI, ketua NU dan Menteri Agama, Achmad Shiddiq dipercaya sebagai sekretaris pribadinya.
Letkol Muhammad Sroedji
Letnan Kolonel Inf. (Anumerta) Mohammad Sroedji (1 Februari 1915 – 8 Februari 1949) merupakan tentara yang berjuang di Kabupaten Jember melawan penjajah Belanda. Ia Gugur akibat berondongan peluru pasukan Belanda pada tahun 1949. Pada tahun 2016, Presiden Joko Widodo menganugerahkan Tanda Kehormatan Republik Indonesia Bintang Mahaputera Utama kepada Alm. Letkol inf. (Anumerta) Mohammad Sroedji.