Pixel Codejatimnow.com

Lagi, Satu Warga Ponorogo Meninggal Terserang Demam Berdarah

Editor : Sandhi Nurhartanto  Reporter : Mita Kusuma
Keluarga Ulfa pasien yang meninggal terkena demam berdarah
Keluarga Ulfa pasien yang meninggal terkena demam berdarah

jatimnow.com – Korban wabah demam berdarah dengue (DBD) di Ponorogo bertambah. Kali ini warga yang meninggal akibat gigitan nyamuk aedes aegypty adalah Ulfa Puspita Ningrum (20) warga Desa Sidoharjo, Kecamatan Jambon Kabupaten Ponorogo.

Ulfa meninggal dunia di rumah sakit umum daerah (RSUD) dr Harjono Ponorogo, Jumat (15/2/2019) malam. Saat jatimnow.com ke rumah korban, masih terlihat terop dan bendera putih tanda meninggal dunia. Beberapa warga pun masih ada yang melayat ke rumah duka pada Minggu (17/2/2019) siang.

"Iya mbak, anak saya satu-satunya meninggal Jumat sore karena demam berdarah," kata Kaimun (47) ayah Ulfa.

Kaimun tidak menyangka jika anak tunggalnya tersebut meninggal dunia hanya karena virus DBD yang mewabah di Ponorogo. Apalagi kejadiannya sangat cepat hanya hitungan hari.

"Kejadiannya sangat cepat sekali. Ulfa hanya dirawat beberapa hari saja sampai meninggal dunia," ujarnya.

Ia menceritakan, awalnya Ulfa merasakan panas pada Jumat (8/2/2019). Saat itu, Ulfa dibawa ke bidan desa. Oleh bidan desa disarankan minumobat penurun panas, jika panas tidak kunjung reda disarankan untuk ke berobat kembali.

"Karena tak kunjung reda, akhirnya Ulfa saya bawa kembali ke bidan desa. Dan dirujuk ke Puskesmas Jambon," jelasnya sambil menahan tangis.

Ulfa akhirnya menjalani rawat inap pada Senin (11/2) di Puskesmas Jambon. Saat itu, trombosit Ulfa masih 120.000. Namun, keesokan harinya, Selasa (12/2), trombosit karyawan hotel Sun City Madiun tersebut malah turun drastis menjadi 53.000.

"Oleh dokter puskesmas dirujuk ke RSUD Harjono. Apalagi keadaan Ulfa terus melemah," terusnya.

Baca juga:
Pasien DBD Meninggal di Tulungagung Tembus 10 Orang, Ini Dalih Dinkes

Di hari pertama di RSUD dr Harjono, Ulfa harus dirawat di IGD sampai malam. Baru dialihkan ke lorong dan mendapat kamar pada, Rabu (13/2). Kondisi Ulfa sempat membaik dilihat dari tombositnya naik dari 53.000 menjadi 60.000.

"Ada secercah harapan ketika trombositnya Ulfa baik dari 53 ribu ke 60 ribu," kata Soimah (44) ibunda Ulfa.

Akan tetapi, pada Kamis (14/2) lalu, kondisi Ulfa semakin terpuruk. Trombositnya diketahui menjadi 50.000 dan disertai dengan muntah darah.

"Saya sudah menangis saat itu. Dan Jumat malah trombositnya 40.000 sampai akhirnya menghembuskan nafas terakhir di RSUD," katanya sambil menangis histeris.

Untuk diketahui, dengan meninggalnya Ulfa Puspita Ningrum, jumlah warga Ponorogo yang sudah meninggal dunia karena demam berdarah ada 10 orang.

Baca juga:
Sebaran Kasus DBD di Kabupaten Kediri, Ini 3 Wilayah Tertinggi

Dengan rincian, 1 orang Desa Wringinanom dan 1 anak warga Desa Ngelewan, Kecamatan Sambit, 1 orang warga Desa Kupuk, Kecamatan Bungkal serta 1 orang warga Desa Manuk Kecamatan Siman.

Kemudian 1 orang dan 1 anak warga Desa Singkil, Kecamatan Balong, 1 orang warga Kelurahan Mangkujayan, 1 anak warga Desa Pengkol Kecamatan Kauman, 1 anak warga Desa Josari, Kecamatan Jetis dan terakhir Ulfa Puspita Ningrum warga Desa Sidoharjo, Kecamatan Jambon.