Pixel Codejatimnow.com

BUMN Digandeng untuk Serap Gabah Petani di 7 Daerah di Jatim

 Reporter : Erwin Yohanes
Menteri Rini menjajal traktor di sawah.
Menteri Rini menjajal traktor di sawah.

jatimnow.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Soemarno menggandeng PT Bank Nasional Indonesia melakukan program serap gabah (Sergab) di tujuh daerah di Jawa Timur.

Gabah Kering Panen (GKP) dari petani diserap langsung melalui BNI46 untuk wilayah Jatim.

Hingga saat ini, melalui program Sergab46, BUMN berbasis kartu tani telah mampu menyerap 700 ton lebih gabah petani kurang dari sebulan terakhir.

Menteri Rini mengatakan, program ini dilaksanakan untuk menstabilkan harga jual gabah ditingkat petani yang sebelumnya dilakukan di 7 kabupaten di Jatim, yakni di Mojokerto, Madiun, Pasuruan, Nganjuk, Mojokerto, dan Jember.

Baca juga:
Mengenal Ritual Seblang Olehsari di Banyuwangi, Menari 7 Hari Berturut-turut

Hari ini di Desa Pondok Nongko, Kecamatan Kabat, Banyuwangi, Jumat (6 April 2018).

"Kita ingin kesejahteraan petani meningkat. Tadi saya cek hasil panen GKP kadar airnya dibawah 25, dan disini malah 22,1 lebih bagus," ungkap Rini seraya menunjukkan hasil tester gabah kepada wartawan.

"Lewat program ini, BUMN turun langsung menyerap gabah petani. Ini sebagai upaya agar petani mendapatkan harga gabah yang baik. Dengan begitu, petani bisa mendapatkan penghasilan yang cukup dan bisa menikmati hasil. Sehingga pada akhirnya bisa memberi kesejahteraan bagi petani dan keluarganya," tambahnya.

Program Sergab46 BUMN ini merupakan kegiatan pembelian gabah langsung dengan tujuan untuk menjaga stabilitas tingkat harga gabah, di tingkat petani sesuai program "Nawacita Presiden Jokowi".

Bagi para petani yang telah menjadi debitur Kredit Usaha Rakyat (KUR) BNI dan pemegang Kartu Tani BNI, lanjut Rini, dinilai mampu mengamankan pengembalian kredit petani.

"Kalau gabah kering panen petani kadar airnya bagus, minimal harganya Rp 4.070 per kilogram dan bisa lebih antara Rp 4.400-4.600 juga. Dengan begitu petani lebih sejahtera," paparnya di hadapan para petani debitur KUR BNI46.

Direktur Bisnis Kecil dan Jaringan BNI, Catur Budi Hartono menambahkan, di Jawa Timur program Sergab46 BNI digelar mulai 20 Maret 2018 bersama BUMN pendukung lainnya, telah menyerap gabah di Madiun sebanyak 210 ton gabah, di Mojokerto sebanyak 176, dan di Pasuruan sebanyak 175 ton.

Area panen di Desa Pondok Nongko ini merupakan contoh lahan pertanian yang baik, antara lain ditunjukkan dengan adanya irigasi teknis yang memadai sehingga mereka dapat panen 3 kali dalam setahun.

Selain itu program Sergab 46 menyerap 24 ton gabah di Kediri, serta 9 ton gabah di Banyuwangi dari sawah seluas 1,3 hektar dari potensi lahan yang mencapai 500 hektare.

"Lahan sawah di Desa Pondok Nongko ini dikelola bersama oleh sekitar 50 petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Sumber Kedawung. Para petani di kawasan ini telah menerima KUR BNI, yang rata-rata sebesar Rp 9 juta per hektare sawah. Setelah hasil panen petani diserap oleh BUMN pangan, Pertani, petani juga mendapatkan fasilitas KUR di musim tanam berikutnya dan berkelanjutan terus," beber Catur.

Hingga saat ini, jumlah Kartu Tani yang telah disalurkan BNI kepada petani di Jawa Timur mencapai 870.628 kartu. Perannya sebagai sarana pemantau yang dapat menunjukkan lokasi panen dalam penyerapan gabah.

"Hal ini akan mempersingkat mata rantai yang selama ini berjalan sejak dulu yang melibatkan tengkulak dan penebas gabah. Dampaknya petani akan menerima pendapatan hasil panen lebih besar dan akan lebih sejahtera," terangnya.

Dalam kunjungan kerja Menteri BUMN RI Rini Soemarno didampingi Bupati Azwar Anas dan Kadisperta Arief Setiawan.

Selain itu juga hadir Direktur Utama Pertani Wahyu, Direktur Utama Sang Hyang Seri Syaiful Bahri, Direktur Utama PTPN-XII Berlino Mahendra Santosa, Direktur Utama Pupuk Indonesia Holding (PIHC) Aas Asikin Idat,  Direktur Bisnis Kecil dan Jaringan BNI Catur Budi Harto, serta General Manager Divisi Bisnis Usaha Kecil BNI Bambang Setyatmojo.

Reporter: Hafiluddin Ahmad
Editor: Erwin Yohanes

Baca juga:
KKP Gelontor Dana Rp22 Miliar Bangun Kampung Nelayan Modern di Banyuwangi