Pixel Codejatimnow.com

Di Tangan Napi ini, Stik Es Krim Jadi Miniatur Kapal dan Motor

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Mita Kusuma
Petugas Rutan menunjukkan hasil kerajinan tangan Imam
Petugas Rutan menunjukkan hasil kerajinan tangan Imam

jatimnow.com - Jeruji rumah tahanan (rutan) tidak lantas membuat tangan Imam Mujiono ikut terkekang seperti badannya. Pria yang divonis 32 bulan penjara atas kasus pencurian kendaraan bermotor itu, justru memiliki kreativitas tinggi di dalam Rutan Klas IIB Ponorogo.

Di dalam rutan, Imam membuat kerajian tangan dari stik es krim menjadi barang bernilai seni tinggi. Mulai dari miniatur kapal hingga motor berhasil ia ciptakan di tengah keterbatasan. Hasil kreativitas Imam dan warga binaan lainnya itu bahkan diminati para keluarga narapidana yang berkunjung ke rutan.

"Kehidupan dalam penjara tak ubahnya sekolah. Dan saya belajar berkreasi di sini. Harus bisa hidup lebih baik," kata Mujiono, Sabtu (20/4/2019).

Mujiono menambahkan, kreativitasnya muncul setelah menerima pelatihan yang digelar Rutan Ponorogo beberapa waktu lalu. Apalagi sebelum tersangkut masalah hukum, ia sudah pernah membuat berbagai kerajinan.

"Alhamdulilah mendapatkan fasilitas dari rutan juga. Stik es krim sebagai bahan dasar membuat miniatur motor, kapal dan macam-macam. Sesuai pesanan," terang Mujiono.

Ia menjelaskan, untuk miniatur motor berukuran 120 sentimeter, bisa dibuatnya dalam waktu lima hari. Untuk membuat kerajinan itu, Imam membutuhkan sedikitnya 3 ribu stik es krim dan 25 lem kayu. Sedangkan alat yang digunakan hanya berupa pisau cutter dan gergaji mini.

Baca juga:
165 Napi Lapas Kelas IIA Bojonegoro Dapat Remisi Idul Fitri 2024

Miniatur motor tersebut bisa laku dengan harga Rp 750 ribu. Untuk pembelinya berasal dari keluarga napi yang berkunjung ke rutan tersebut. Sementara untuk miniatur motor yang berukuran lebih kecil biasanya dijual dengan harga Rp 200 ribu.

"Untuk motor kecil biasanya modal saya Rp 80 ribu," tambahnya.

Dari hasil kerajinan itu, Mujiono dan teman-temannya kebanjiran order. Pesanan datang dari daerah setempat hingga Madiun. Namun pesanan terbanyak yaitu kotak tisu yang juga berbahan stik es krim. Untuk satu kotak tisu, ia bandrol dengan harga Rp 20-35 ribu.

Baca juga:
Napiter di Lapas Tulungagung Bebas Murni

Namun, karena keterbatasan bahan, terkadang dia tidak sanggup memenuhi permintaan pesanan. Ditanya apakah ingin menggeluti dunia kerajinan setelah bebas dari rutan, Mujiono belum dapat memastikan. Sebab, ia berkeinginan hijrah ke luar kota.

"Belum dapat menjawab, karena ingin pindah ke luar daerah kalau sudah bebas nanti," pungkasnya.