Pixel Codejatimnow.com

Pemasangan Baliho 'People Power', Tim 02: Wacana Seruan Moral

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Jajeli Rois
Baliho 'People Power' dipasang Posko Rumah Pemenangan Prabowo-Sandi Jawa Timur di kawasan Gayungan, Surabaya
Baliho 'People Power' dipasang Posko Rumah Pemenangan Prabowo-Sandi Jawa Timur di kawasan Gayungan, Surabaya

jatimnow.com - Ketua Harian Badan Pemenangan Provinsi (BPP) Jawa Timur untuk Prabowo-Sandi, Anwar Saddad membenarkan adanya pemasangan baliho 'people power' di Rumah Pemanangan Pasangan Calon Nomor Urut 02 itu di kawasan Gayungan, Surabaya.

"Relawan-relawan waktu itu berkumpul dan mengadakan doa. Memang itu agendanya para relawan," jawab Anwar Saddad saat dihubungi jatimnow.com, Selasa (7/5/2019).

Dalam baliho tersebut juga terpampang gambar tokoh pahlawan nasional, Bung Tomo. Kata Saddad, pemasangan foto pahlawan itu sudah biasa.

"Bahkan di kantor-kantor partai selalu memajang foto-foto para pahlawan. Kita anggap berjasa, pahlawan nasional, pahlawan revolusi, pahlawan kemerdekaan, yang harapannya memang Partai Gerindra ingin menjadikan arah perjuangan partai ini sesuai dengan cita-cita para pahlawan," tuturnya.

Baca juga:  

Baca juga:
Golkar Jatim Mantap Usung Airlangga Jadi Capres 2024

Disinggung terteranya kalimat 'people power' pada baliho tersebut, Politisi Partai Gerindra ini menilai people power itu dinilai wacana.

"Wacana yang lebih sebagai seruan moral, agar penyelenggara pemilu ini benar-benar melaksanakan tugasnya dengan jujur, tidak curang," katanya.

"Sementara kita temukan berbagai fakta dan diunggah banyak orang kan. Dan ternyata dalam pelaksanaan pemilu baik pra pelaksanaan, menjelang, pelaksanaan sampai sekarang rekapituasi. Sampai sekarang upload di situng (KPU) bukan hanya satu dua kecurangan, tapi ribuan bahkan puluhan ribuan. Data terakhir di atas 100 ribu kesalahan," ujarnya.

Baca juga:
Jokowi dan Prabowo Bertemu, Ini Tanggapan Gubernur Khofifah

Saddad menilai bahwa kesalahan yang disebutnya di atas 100 ribu itu bukan hal yang wajar.

"Kalau cuman satu persen, dua persen masih wajar. Kalau sudah di atas 100 ribu, artinya hampir 15 persen dari total TPS di seluruh Indonesia," jelasnya.