Pixel Codejatimnow.com

Refleksi Satu Tahun Bom Surabaya: Merawat Ingatan Merajut Kemanusiaan

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Arry Saputra
Refleksi Peristiwa 13 Mei: Merawat Ingatan Merajut Kemanusiaan' di Gereja Santa Maria Tak bercela, Jalan Ngagel Madya No.1, Surabaya
Refleksi Peristiwa 13 Mei: Merawat Ingatan Merajut Kemanusiaan' di Gereja Santa Maria Tak bercela, Jalan Ngagel Madya No.1, Surabaya

jatimnow.com - Hari ini, tepat satu tahun serangan bom bunuh diri menghancurkan tiga gereja di Surabaya. Belasan orang tewas atas serangan bom yang didalangi Dita Oepriarto (48) dan Puji Kuswati (43), istrinya itu.

Tiga gereja yang diledakan 13 Mei 2018 lalu itu adalah Gereja Santa Maria Tak bercela, Jalan Ngagel Madya No.1; Gereja Kristen Indonesia (GKI) Surabaya, Jalan Diponegoro dan Gereja Pantekosta Pusat Surabaya, Jalan Arjuna.

Untuk mengenang tragedi itu, Gereja Santa Maria Tak Bercela menggelar peringatan yang bertajuk 'Refleksi Peristiwa 13 Mei: Merawat Ingatan Merajut Kemanusiaan' untuk memperingati kejadian tersebut.

Pengurus Gereja, Deograsias Yoseph mengatakan bahwa peringatan ini dilaksanakan bertujuan untuk mengenang sekaligus mendoakan para korban atas tragedi serangan bom di tiga gereja tersebut.

"Hari ini merupakan setahun untuk memperingati peristiwa 13 Mei. Maka ujubnya (doa dalam Misa) itu difokuskan bagaimana memberikan makna yang dalam dari peristiwa tersebut," tambah Yoseph.

Umat muslim juga turut berdoaUmat muslim juga turut berdoa

Yoseph melanjutkan, peristiwa itu juga bertepatan di bulan Mei yang juga disebut sebagai bulan Bunda Maria. Para Umat Katolik mencurahkan doanya kepada Bunda Maria.

Baca juga:
Polisi Beberkan Kaitan Para Terduga Teroris Jatim dengan Bom Surabaya

"Istilahnya dalam katolik tersebut, membawa doa untuk peristiwa tersebut kepada Bunda Maria," lanjutnya.

Yoseph menuturkan, tidak hanya jemaat gereja, sejumlah Romo seluruh Surabaya dan keluarga korban juga turut berdoa pada malam Misa ini.

"Kebetulan juga dalam Misa ini pertemuan para Romo se-Surabaya berkumpul di gereja ini. Jadi ada begitu banyak tokoh agama mendoakan peristiwa tersebut," terangnya.

Dengan peringatan ini, Yoseph berharap tragedi kemanusiaan yang sudah setahun berlalu tidak akan terulang lagi. Masyarakat khususnya di Surabaya hidup dengan damai di antara perbedaan.

Baca juga:
16 Korban Bom Surabaya Dapat Kompensasi dari Pemerintah

"Makna di balik itu pasti ya kita percaya kejahatan tak bertahan lama. Itu adalah peristiwa jahat dan kebaikan juga pasti akan berkelanjutan. Makna itu yang bisa saya bagikan," jelasnya.

Dalam peringatan ini, juga dihibur dengan kelompok musik islam. Selain itu juta doa bersama lintas beragama dengan menyalakan lilin berdiri bersama-sama.

Aksi bom bunuh diri di tiga gereja tersebut direncanakan oleh Dita dan istrinya dengan mengajak empat anaknya. Akibat aksi bom bunuh diri tersebut, 18 orang tewas, yaitu 6 pelaku (Dita sekeluarga) serta 12 orang dari masyarakat.