jatimnow.com - Satu dari puluhan emak-emak yang mengikuti demo hapus sitem zonasi dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ajaran 2019/2020, mengalami luka pada bagian kepala, Rabu (19/6/2019). Emak itu terleka setelah kepalanya terbentur pedestrian karena pingsan.
Korban yang diketahui bernama Vera Rosalinda, warga Rungkut Asri Barat Gang 11 No. 8, Surabaya itu pingsan diduga karena kelelahan saat mengikuti demo yang digelar para calon wali murid di depan Gedung Negara Grahadi, Jalan Gubernur Suryo, Surabaya.
Dari pantauan di lokasi, perempuan yang mengenakan setelan pakaian berwarna biru jeans berkerudung coklat itu pingsan di pedestrian di depan Gedung Grahadi, sekitar pukul 14.30 Wib. Sejumlah peserta demo lainnya langsung membopongnya keluar barisan untuk mendapatkan pertolongan pertama.
Saat pingsan, Vera sedang memegang sebuah poster bertuliskan 'Kami mendukung zonasi dengan penerapan yang benar bukan adu jarak rumah'.
Setelah siuman, Vera mengaku jika dirinya kurang sehat karena sejak tiga hari lalu kurang istirahat akibat sering memantau web ppdbjatim.net serta beban fikiran atas sistem zonasi PPDB online yang diterapkan di tahun 2019. Anaknya berbekal nilai 377,5 dan hanya mendapatkan peringkat 18 terakhir.
Baca juga:
Komisi E DPRD Jatim Serukan Peningkatan Kualitas Sekolah Swasta
"Mebelani (membela) anak sampai begini mas. Anak saya daftar ke SMA Negeri 15 dan pilihan ke dua SMA Negeri 16 yang berjarak kurang lebih 2 km dari rumah, dari jalur zonasi sudah tidak masuk. Jadi saat ini masih menunggu dari jalur Nilai Ujian Nasional (NUN) dari pagu 70, anak saya ada di peringkat 52, apa lagi belum hari terakhir dan masih ada banyak lainnya kan takut tergeser lagi," ungkap Vera.
Ia menambahkan, tujuannya ikut unjuk rasa itu ingin menyampaikan aspirasinya kepada Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa agar turut andil dalam menyelesaikan hal itu kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhajir Effendy.
Baca juga:
PPDB Zonasi SMA Negeri Rawan Bermasalah, Ini Masukan DPRD Jatim
"Kami yang memilih Bu Khofifah (Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa), kami harap Bu Khofifah temui kami. Kami ingin sistem Zonasi dihapuskan dan agar Bu Khofifah matur (menyampaikan) ke menteri agar tidak membuat rakyat seperti ini," tambah Vera.
Setelah 30 menit, Vera mendapatkan pertolongan dari PMI dan dievakuasi ke dalam mobil PMI untuk mendapatkan perawatan.