Pixel Codejatimnow.com

Bupati Anas Paparkan Pariwisata Banyuwangi di Forum Bank Dunia

Editor : Arif Ardianto  Reporter : Hafiluddin Ahmad
Bupati Banyuwangi,  Abdullah Azwar Anas  saat di Forum Bank Dunia
Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas saat di Forum Bank Dunia

jatimnow.com - Dihadapan peserta Forum Bank Dunia (World Bank), Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas memaparkan pengembangan pariwisata yang berkelanjutan.

Anas menekankan bahwa pariwisata dapat mendorong berjalannya fungsi keberlanjutan suatu kawasan, kesejahteraan rakyat hingga melestarikan budaya.

"Baru saja di forum World Bank kami paparkan pengalaman Banyuwangi, dengan kunci utamanya adalah pariwisata yang menyejahterakan. Dampaknya adalah terjaganya keberlanjutan kawasan dan pelestarian budaya karena rakyat merasakan dampak kesejahteraan," ujar Anas, Selasa (2/7/2019).

Dalam forum peluncuran laporan 'Indonesia Economic Quarterly' tersebut dihadiri Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste, Rodrigo A. Chaves, Deputi Kemenko Kemaritiman Syafri Burhanudin, dan Ekonom Utama Bank Dunia untuk Indonesia Frederico Gil Sander.

Berdasarkan data BPS, kata Anas, pendapatan per kapita masyarakat Banyuwangi melonjak 134 persen. Dari Rp 20,8 juta pada 2010 menjadi Rp 48,7 juta pada 2018. Adapun kemiskinan Banyuwangi yang sebelumnya dua digit ditekan hingga kini di level 7 persen.

"Peningkatan income per kapita dan penurunan kemiskinan salah satu pendorong utamanya adalah pariwisata," ujarnya.

Baca juga:
Mengenal Ritual Seblang Olehsari di Banyuwangi, Menari 7 Hari Berturut-turut

Anas mengatakan, dengan keterlibatan masyarakat, kesejahteraan melalui pariwisata bisa mewujudkan visi keberlanjutan secara ekologis. Contoh nyatanya adalah destinasi Bangsring Underwater, di mana warga yang semula menjadi pengebom ikan kini menjadi pengelola konservasi bahari.

"Di Bangsring Underwater, warganya luar biasa. Istilahnya, dulu warga di sana mengebom ikan untuk membeli roti, sekarang beli roti untuk memberi makan ikan. Itu karena pariwisata terbukti menyejahterakan," paparnya.

Aspek penting yang juga menjadi indikator pariwisata berkelanjutan adalah lestarinya seni-budaya. Di Banyuwangi, lanjutnya, berbagai seni-budaya berbasis kearifan lokal tumbuh subur. Sebagian besar difasilitasi pemerintah daerah melalui festival yang berskala nasional dan internasional.

Baca juga:
KKP Gelontor Dana Rp22 Miliar Bangun Kampung Nelayan Modern di Banyuwangi

"Tari Gandrung misalnya, dirayakan lewat Festival Gandrung Sewu yang diikuti ribuan penari dan dibanjiri wisatawan. Kearifan lokal sejak ratusan tahun lalu digelar semarak. Selain wujud penghargaan terhadap tradisi, itu juga menjadi sarana menjaga keberagaman dan bahkan menggerakkan ekonomi dengan hadirnya wisatawan," jelas Anas.

Anas mengatakan, dengan kebijakan pariwisata yang berkelanjutan itulah, Banyuwangi diganjar penghargaan kebijakan pariwisata terbaik dari Badan Pariwisata PBB (UNWTO).

"Di forum Bank Dunia kami juga mengundang para pemimpin mereka, ekonom, analis ekonomi, pemangku kepentingan lain untuk datang ke Banyuwangi. Alhamdulillah responnya bagus. Beberapa duta besar yang hadir di forum Bank Dunia itu juga akan berkunjung ke Banyuwangi," jelas Anas.