jatimnow.com - Puluhan hektar sawah di Desa Wates Projo, Kecamatan Kemlagi, Kabupaten Mojokerto mengalami kekeringan akibat musim kemarau. Kekeringan ini menyebabkan petani gagal panen padi.
Kekeringan yang melanda sejak satu bulan lalu itu diakibatkan tidak adanya aliran air di sawah sehingga menyebabkan tanah retak-retak dan matinya tanaman padi.
"Padi di sini berusia satu hingga dua bulan ini kini dalam keadaan mengering akibat tidak teraliri air sebulan terakhir," kata Ahmad, salah satu petani, Jumat (19/7/2019).
Untuk mengairi sawah, petani harus menggunakan mesin diesel agar bisa mengambil dari sumber air sumur bor. Tapi, tidak semua area sawah bisa dialiri air dengan mesin diesel, karena tidak terpasang pipa untuk mengaliri sawah.
"Ya memang harus menggunakan diesel untuk mengairi air ke sawah. Tidak semua sawah dialiri air. Saya sama tetangga masih berusaha tapi yang lain dibiarkan mati," ungkapnya.
Petani harus mengeluarkan biaya tambahan setiap hari untuk membeli bahan bakar solar untuk mesin diesel agar bisa mengairi sawah.
Baca juga:
Pemkab dan Polres Ponorogo Bangun 4 Sumur, Warga Terbebas dari Kekeringan
"Setiap hari kita mengeluarkan biaya tambahan Rp 50 ribu untuk beli solar. Kemungkinan keringnya air disebabkan tidak berfungsinya dam toros yang biasanya digunakan untuk mengalirkan air dari Sungai Brantas," ujarnya.
Dirinya berharap agar pemerintah segera memperbaiki kepada Pemkab Mojokerto.
"Kami juga mengeluarkan biaya tambahan seperti pengolahan lahan, persemaian benih, hingga tenaga perawatan dan pemupukan. Harapannya, agar pemerintah bisa membantu meningkatkan air irigasi," pungkasnya.
Baca juga:
Pasokan Air Sumber Umbulan ke Perumda Delta Tirta Sidoarjo Turun, Ini Akibatnya
URL : https://jatimnow.com/baca-18136-kekeringan-puluhan-hektar-sawah-di-mojokerto-gagal-panen