Pixel Codejatimnow.com

Sajikan 'The Kingdom of Blambangan', BEC Berlangsung Meriah

Editor : Sandhi Nurhartanto  Reporter : Hafiluddin Ahmad
Pagelaran Banyuwangi Ethno Carnival
Pagelaran Banyuwangi Ethno Carnival

jatimnow.com - Sebanyak 120 kostum terinspirasi kejayaan Kerajaan Blambangan dalam acara Banyuwangi Ethno Carnival memukau pengunjung, Sabtu (27/7).

Pagelaran bertema 'The Kingdom of Blambangan' ini begitu meriah. Tidak hanya sukses menjadi atraksi wisata yang menarik, BEC kali ini juga menambah wawasan tentang sejarah Banyuwangi di masa lampau.

Event ini dibuka dengan tarian Jejer Gandrung yang merupakan tarian khas daerah. Acara semakin meriah saat para tamu undangan seperti Menteri Pariwisata Arief Yahya, Ketua DPD RI Akhmad Muqowam dan 10 kepala daerah sahabat, didaulat menari bersama para penari Gandrung.

Tak ketinggalan sejumlah turis asing yang sedang menyaksikan turut diajak menari. Mereka pun dengan riangnya mengikuti gerak penari Gandrung.

"Its great. I love this dancing," ucap mereka.

"Even BEC ini telah menjadi Top 10 Calendar of national event. Kian tahun penyelenggaraannya makin menarik," kata Menpar.

Menurutnya, salah satu kelebihan karena event ini mengangkat budaya lokal, sehingga otentik, ada keunikan sendiri.

"Sangat kuat dengan kekhasan lokalnya, dan ini menjadi menarik. Saya sangat bangga dengan Banyuwangi," ujarnya.

Sebelum parade kostum ditampilkan, para penonton dihadirkan sendratari "Amuke Satria Blambangan" yang menceritakan sekelumit kisah Kerajaan Blambangan.

Dengan latar belakang perang antara Kadipaten Blambangan dengan Kerajaan Majapahit, yang dipicu tuduhan pemberontakan Minak Jinggo sebagai Adipati Blambangan terhadap Raja Majapahit. Perang pun akhirnya dimenangkan oleh Minak Jinggo yang kemudian menjadi Raja Blambangan.

Baca juga:
International Tour de Banyuwangi Ijen Digelar Kembali, Catat Tanggalnya!

"Lewat BEC penonton diajak menyelami sejarah dengan cara yang menyenangkan. Tidak hanya menampilkan pawai kostum saja, tapi juga disertai narasi sejarah dan tradisi lokal yang menambah wawasan. Inilah yang menjadi keunikan dari BEC," kata Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas.

Usai fragmen, parade dimulai. Sebanyak 120 kostum BEC ditampilkan dalam dalam 10 sub tema tematik yang merefleksikan kehidupan Kerajaan Blambangan.

Antara lain sub tema kapal Jung Blambangan, Kedhaton, Raja, Puteri, Pelabuhan Loh Pampang hingga Pura Agung Blambangan. Semua kostum tema tersebut tampil begitu atraktif dengan warna-warni yang menarik.

Penampil menyusuri jalanan kota sepanjang 2,5 kilometer. Jalanan yang dilewati parade kostum ini dijejali ribuan penonton yang ingin melihat keindahan kostum BEC. Tidak hanya turis asing, penonton juga datang dari seluruh penjuru Indonesia.

Meski memasuki tahun ke-9 penyelenggaraan, BEC ternyata tetap menjadi atraksi yang menjadi magnet datangnya wisatawan ke Banyuwangi.

Baca juga:
Menengok Kampung Jamur di Banyuwangi, Raup Omzet Rp360 Juta Per Bulan

"Event ini sangat luar biasa. Saya sangat beruntung datang ke Banyuwangi bersamaan karnaval besar ini. Kostum, penari, bahkan musiknya sangat menarik. Lagu barat tapi diiringi musik lokal" ujar Bjoern Born, turis asal Jerman saat mengomentari lagu Final Countdown yang mengiringi penampil BEC.

Even BEC kali ini juga dimeriahkan dengan parade talent kehormatan yang dibawakan antara lain oleh Putri Pariwisata Indonesia 2018 dan Miss Toursm and Culture Indonesia Tahun 2019. Juga ditampilkan puluhan turis asing berbusana etnik yang ikut meramaikan acara.

"Selamat bertemu event BEC tahun 2020 mendatang yang akan mengangkat tema The Diversity of Banyuwangi Culture," pungkas Anas.