Pixel Code jatimnow.com

BPCB Ekskavasi Petilasan Tribhuwana Tunggadewi di Mojokerto

Editor : Sandhi Nurhartanto   Reporter : Achmad Supriyadi
BPCB Jatim eskavasi petilasan di Mojokerto
BPCB Jatim eskavasi petilasan di Mojokerto

jatimnow.com - Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Provinsi Jawa Timur melakukan ekskavasi petilasan Yoni Ratu Majapahit Tribhuwana Tunggadewi yang berada di Desa Klinterrejo, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto.

Ekskavasi melibatkan 40 orang dari BPCB Jatim, Arkeolog 4 orang, tim penggambar ada 6 orang, tim dokumentasi 3 orang dan tim penggali sebanyak 27 tenaga.

Kasub Unit Pemanfaatan BPCB Jawa Timur, Pahadi mengatakan ekskavasi ini awalnya ada permohonan atau permintaan ijin untuk mengembangkan Yoni Klinterrejo (Tribhuwana Tunggadewi) dari masyarakat yang ingin adanya cungkup.

"Karena kawasan cagar budaya Trowulan ini masuk dalam kawasan strategi nasional sekaligus sebagai kawasan cagar budaya peringkat nasional maka seluruh ijin pemanfaatan dan pengembangan itu ada di kewenangan menteri pendidikan dan kebudayaan," kata Pahadi, Senin (19/8) sore.

Ia menambahkan, secara teknis ditujukan kepada Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman yang tugas fungsi berada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

"Perlu sebuah kajian, kita merujuknya regulasi perundangan-undangan nomer 11 tahun 2010 tentang cagar budaya. Jadi kita melakukan kajian untuk mengakomodir kebutuhan masyarakat mengembangkan situs itu. Lalu ditindaklanjuti oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan melakukan ekskavasi awal untuk memastikan bahwa kalaupun dikembangkan itu benar-benar tidak merusak aslinya," jelasnya.

Setelah dilakukan observasi dan ekskavasi awal yang dimulai hari ini hingga 31 Agustus 2019 mendatang. Observasi dan ekskavasi ditemukan struktur yang masih berlanjut di tahun 2018.

Baca juga:
Situs Peninggalan Perang Jepang di Jember jadi Destinasi Wisata Sejarah

"Sisi barat ditemukan struktur bata dan batu masih berlanjut. Sisi utara di kedalaman 1 meter hingga 1,8 meter ditemukan pada Desember 2018. Sisi selatan, di sudut salah satu tembok keliling di Yoni itu ditemukan struktur yang mengarah ke selatan. Yang timur itu kami temukan saluran buang tapi itu baru. Struktur tersebut berlanjut ke barat, utara dan selatan. Perkiraan kami luasannya 25 x 25 meter persegi," terusnya.

Situs ini pernah dilakukan penambahan seperti bangunan atau dinding pada tahun 1964 dan 1965, lanjut Pahadi, karena struktur batu bata asli yang berada di bawah tumpukan benda baru (semen).

Bangunan buang berada di sekitar yoni dihancurkan karena tidak ada kaitannya dengan Ratu Majapahit Tribhuwana Tunggadewi.

"Insya Allah tanggal 29, 30 kita minta bantu tim ahli untuk melihat secara konsep yakni dari arkeolog Universitas Negeri Malang kebetulan beliau lulusan dari arkeologi UGM itu nanti yang membantu kita untuk menginterprestasikan bentuk dan fungsi situs Yoni Petilasan Tribhuwana Tunggadewi," pungkasnya.

Baca juga:
Forum Arkeologi Internasional Apresiasi SIG dalam Konservasi Warisan di Sulsel