Pixel Code jatimnow.com

Tim Pemantau Otsus DPR RI Gagal Bertemu Mahasiswa Papua di Kalasan

Editor : Narendra Bakrie   Reporter : Arry Saputra
Anggota Komisi X DPR RI Jimmy Demianus Ijie yang sekaligus Tim Pamantau Otsus di Gedung Negara Grahadi Surabaya
Anggota Komisi X DPR RI Jimmy Demianus Ijie yang sekaligus Tim Pamantau Otsus di Gedung Negara Grahadi Surabaya

jatimnow.com - Anggota Komisi X DPR RI Jimmy Demianus Ijie mengaku bahwa kedatangan dirinya sebagai Tim Pemantau Otonomi Khusus (Otsus) untuk mengunjungi para mahasiswa Papua di Surabaya ingin mengetahui kondisi pascaterjadinya kerusuhan.

Sebenarnya, maksud kedatangannya sebagai anggota DPR yang membidangi masalah pendidikan itu ingin mengetahui dan mendapatkan input dari mahasiswa Papua di asrama Jalan Kalasan, Surabaya atau Asrama Kalasan untuk bisa disampaikan ke pemerintah. Namun, ia gagal untuk bertemu dengan para mahasiswa.

"Kami datang ke sini dengan maksud ingin bertemu dengan adik-adik mahasiswa ini, karena saya dari komisi x membidangi masalah pendidikan. Siapa tahu mungkin ada input dari mereka yang akan saya suarakan ke pemerintah, misalnya dukungan beasiswa atau apa," kata Jimmy, Rabu (21/8/2019).

Jimmy beranggapan bahwa kedatangannya ke Asrama Kalasan, juga bersamaan dengan banyaknya wartawan membuat penghuni asrama tidak menginginkan pertemuannya itu menjadi konsumsi publik.

"Kedatangan kami tadi belum bisa diterima, banyak orang mencari panggung di tengah suasana ini, banyak orang muncul di tv ngaku orang Papua. Itu mungkin juga mereka tidak mau menemui kami lagi. Tapi nggak apa-apa, kami akan berusaha lagi untuk ketemu mereka," lanjutnya.

Terkait isu-isu yang beredar soal pengerusakan bendera hingga perkataan rasis, Jimmy meminta masyarakat Papua untuk menahan diri jangan mudah terpancing. Polisi akan mengusut siapa sebenarnya dalang dari kerusuhan yang terjadi.

"Biarkan pihak kepolisian mengusut siapa yang memulai misalnya, mengenai peristiwa bendera juga sudah disampaikan kepada kami akan mengusut tuntas dan kami akan memberikan dukungan. Harapan kami untuk masyarakat di Papua menahan diri," tuturnya.

Baca juga:
Tim Sepak Bola Jatim Peluang Lolos Perempat Final PON XXI 2024 usai Kalahkan Papua

Menurutnya, NKRI sudah final, ia pun juga merasa kecewa apabila simbol-simbol negara diinjak. Namun siapa pelaku dari pengerusakan bendera belum ditentukan, ia meminta agar polisi yang mengurusnya.

"Komitmen kita NKRI sudah final. Kalau simbol-simbol negara diinjak, ya saya tidak terima, tersinggung. Kita belum tahu persis siapa yang salah. Biarkan nanti pihak kepolisian yang akan menyampaikan itu," ujar Jimmy.

Ia berharap kepada kepolisian menyampaikan apa temuan-temuan dari hasil penyelidikan dan menyampaikannya secara internal agar tidak muncul permasalahan baru.

Baca juga:
Papua Nugini Kunjungi Jawa Timur, Proyeksikan Kerja Sama Sektor Ini

"Saya berharap Kapolda menyampaikan kepada Kapolri supaya bisa disampaikan penemuan mereka itu seperti apa ke masyarakat Papua. Tidak usah diumumkan ke publik karena bisa menimbulkan masalah baru," pintanya.

Ia juga menyebut bakal kembali berusaha untuk menemui mahasiswa-mahasiswa Papua yang berada di berbagai daerah untuk mengetahui kondisi mereka seperti apa sebagai bentuk perhatian terhadap para mahasiswa.

"Nanti kita usaha lagi, kita rapatkan untuk Otsus merencanakan kunjungan lagi kembali di Surabaya, Malang, Makassar dan tempat studi lain. Nanti kami ajak Gubernur juga datang. Jangan tunggu ada masalah baru berkomentar ramai-ramai," tandasnya.

Kiai Cabul di Trenggalek Didakwa 5 Pasal Berlapis
Patroli

Kiai Cabul di Trenggalek Didakwa 5 Pasal Berlapis

"Jadi ada 3 UU yang didakwakan terhadap terdakwa, yakni UU perlindungan anak, tindak pidana kekerasan seksual dan KUHP," papar Kasi Pidana Umum Kejari Trenggalek, Yan Subiyono.