Pixel Codejatimnow.com

Ini Kata Pakar Psikolog Soal Grup Pesta Seks Tukar Pasangan

Editor : Arif Ardianto  Reporter : Farizal Tito
Polisi saat jumpa pers penggerebekan pesta seks tukar pasangan suami istri.
Polisi saat jumpa pers penggerebekan pesta seks tukar pasangan suami istri.

jatimnow.com- Pakar Psikolog Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Prof. Suryanto memastikan fenomena swinger atau tukar pasangan untuk berhubungan seks adalah tindakan kelainan dalam mendapatkan kepuasan seks yang terpengaruh dari budaya luar.

Pendapat yang diungkapkan dosen Psikologi sosial itu, untuk menanggapi hasil ungkap kasus pesta seks tukar pasangan dari grup witter 'Sparlking' di Hotel Hotel Waringin Anom Inn Jalan Sumber Kembar no 10, Lawang, Malang, Minggu (15/4/2018).

"Prespektif individunya bahwa orang itu memiliki fantasi seks yang berlebihan, selain itu juga adanya rasa ingin tahu yang tinggi, sehingga mendorong rasa ingin mencoba hal yang baru," tutur Suryanto saat ditemui jatimnow.com, Jumat (20/4/2018).

Sedangkan jika sudah terbentuknya kelompok, berarti dorongan semakin tinggi, sehingga kesamaan tujuan untuk mendapatkan fantasi seks itu membuat grup yang terkesan ekslusif.

"Mereka memiliki tujuan sama dan mereka juga saling ingin menawarkan, sehingga terbentuklah grup," ujarnya.

Baca juga:
Wali Kota Eri Cahyadi Kumpulkan Personel, Berantas Segala Maksiat di Surabaya

Ia memastikan bahwa swinger itu bukan pengaruh dalam negeri, melainkan berasal dari budaya Barat, salah satunya Amerika Serikat. Tindakan negatif itu sudah memasuki Indonesia sejak sekitar 1970-an.

"Kegiatan itu dilakukan sekumpulan orang-orang yang saling mengenal atau memiliki hubungan pertemanan. Awalnya menawarkan dan mengajak, mereka saling mengedepankan fantasi kepuasan berhubungan seks sehingga melupakan norma perkawinan," katanya.

Sementara di tanya bagaimana cara mencegah fenomena itu agar tidak menjangkiti masyarakat? Pria kelahiran Ngawi 22 Januari 1965 itu, mengatakan harus ada kontrol dan sanksi sosial.

Baca juga:
Tawarkan Prostitusi Online, Pria Muda Ini Diamankan Polresta Sidoarjo

"Namun, yang harus berperan itu adalah orang-orang terdekatnya, mulai keluarga, teman dan institusi. Jadi patutnya jika mengetahui adanya kelainan maka harus diingatkan, bila tidak bisa harus ada sanksi untuk orang itu," tandasnya.

Reporter: Fahrizal Tito

Editor: Arif Ardianto