Pixel Code jatimnow.com

Teatrikal Perobekan Bendera Belanda, Risma: Kobarkan Semangat Juang

Editor : Sandhi Nurhartanto   Reporter : Farizal Tito
Peringatan insiden perobekan Belanda di Hotel Yamato
Peringatan insiden perobekan Belanda di Hotel Yamato

jatimnow.com - Peringatan insiden perobekan bendera Belanda yang terjadi pada 19 September 1945 silam di Hotel Yamato (sekarang Hotel Majapahit) kembali digelar Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya yang dibuka dengan teatrikal Surabaya Merah Putih, Kamis (19/9/2019).

Teatrikal menceritakan proses perobekan bendera yang dilakukan arek-arek Suroboyo kala itu. Semangat yang membara muncul dari pemeran yang dimainkan lakon per lakon.

Suasana seketika tegang dan haru ketika arek-arek Suroboyo berupaya keras merobek bendera Belanda.

Dengan semangat mereka memanjat tiang tertinggi di Hotel Majapahit dan berusaha secepat mungkin merobek bendera tersebut. Saat adegan perobekan bendera selesai, para peserta upacara langsung menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya bersama-sama.

Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini melalui pidatonya mengobarkan semangat dan mengajak generasi penerus untuk tidak berhenti menghargai jasa pahlawan yang membuat bangsa dan kota ini merdeka dari penjajah. Caranya adalah dengan terus berjuang untuk menggapai cita-cita.

"Merah putih telah menyatu dalam tulang arek Suroboyo. Kami arek-arek Suroboyo adalah penerusmu, kami arek-arek Suroboyo adalah pewarismu yang tidak sedikit pun luntur darah dan tidak sedikitpun goyah. Kami adalah petarung yang teguh menjaga Indonesia. Merah Putih, Merdeka.. Merdeka !!!!,” kata Risma.

Menurutnya, peringatan ini harus terus dilakukan. Sebab ia menilai, bahwa ini merupakan upaya mentransfer kepercayaan diri untuk pemuda-pemudi.

"Mereka tidak perlu takut menghadapi apapun dan jangan pernah untuk menyerah dengan segala keterbatasan yang ada," tegasnya.

Baca juga:
Mengintip Keseruan Teatrikal Refleksi Perobekan Bendera di Surabaya

Di era digital 4.0 ini, Risma mengimbau kepada arek-arek Suroboyo supaya berjuang lebih keras lagi. Sebab, tantangan yang dihadapi berbeda dan lebih besar lagi.

"Saya bersyukur, hasil survey penggunaan teknologi di Surabaya itu banyak produktifnya dibanding mudaratnya. Jadi artinya kita bisa gunakan untuk menunjang keberhasilan dari tujuan kita," ujarnya.

Dalam pemanfaatannya, jangan sampai teknologi yang menguasai penggunanya (manusianya). Akan tetapi sebaliknya, pengguna yang harus menguasai teknologi agar tujuan masyarakatnya bisa hidup lebih sejahtera.

"Jadi artinya kita tidak perlu takut. Sebetulnya Surabaya ini sangat maju untuk digital 4.0. Dan itu dunia sudah mengakui tentang industri 4.0 di Surabaya," jelasnya.

Baca juga:
1000 Peserta Bakal Meriahkan Refleksi Perobekan Bendera Belanda di Surabaya

Achmad Raffi, pelajar asal SMP Negeri 6 Surabaya yang turut menyaksikan teatrikal perobekan bendera mengaku memiliki kesan tersendiri.

Selain momentum ini menjadi pengingat jasa-jasa pahlawan, ia menyebut bahwa Wali Kota Risma selama ini juga terus memberikan semangat kepada mereka.

"Bu Risma selalu memberikan semangat kita untuk terus berjuang. Jadi aku bangga menjadi pelajar di Surabaya, terima kasih bu sudah menyemangati kami terus," kata Achmad Raffi.