Pixel Codejatimnow.com

Yes! Surabaya Punya Pembangkit Listrik Tenaga Sampah

Editor : Sandhi Nurhartanto  Reporter : Budi Sugiharto
Gasifikasi Power Plant ditarget selesai akhir tahun ini
Gasifikasi Power Plant ditarget selesai akhir tahun ini

jatimnow.com - Kabar baru! Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Benowo, Surabaya kabarnya akan diresmikan dalam waktu dekat.

Disebutkan akun Instagram @lovesuroboyo pada Rabu (6/11/2019) bahwa PLTSa di Benowo itu akan menjadi yang pertama di Indonesia.

Masih dari @lovesuroboyo, nantinya Perusahaan Listrik Negara (PLN) akan membeli listrik sebesar 11 Mega Watt (MW) yang dihasilkan dari PLTSa.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menyatakan, bentuk fisik dari PLTSa Benowo memang telah siap dari waktu yang lama.

Namun, selama ini pihaknya menunggu kesepakatan dengan PLN terkait harga beli listrik dan sewa aset Pemkot Surabaya.

Kini sampah di TPA Benowo dikelola lebih modern oleh Pemkot Surabaya.

Dan pengelolaan sampah di TPA Benowo menggunakan teknologi canggih sehingga dijadikan PLTSa dan jadi percontohan di TPA seluruh Indonesia.

Plt Kepala Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DK RTH) Surabaya, Eri Cahyadi menambahkan sebanyak 1.300–1.500 ton sampah per hari diolah.

Lahan 37,4 hektare dii TPA Benowo tersebut dapat dimanfaatkan dengan baik dalam waktu yang panjang.

Eri mengaku, sebelumnya Pemkot Surabaya mengajukan dua syarat untuk perusahaan yang mengikuti lelang pengolahan sampah.

"Dua syarat tersebut yakni tentang kemampuan perusahaan memanfaatkan sampah menjadi energi terbarukan serta perihal sanitasi. Keduanya harus dipenuhi agar menang dalam lelang," ujarnya dalam siaran pers yang diterima redaksi, Selasa (10/9/2019).

Pada akhirnya, PT Sumber Organik (SO) memenangkan lelang. Investor itu bekerja sama dengan Pemkot Surabaya dengan perjanjian Build Operate Transfer (BOT) selama 20 tahun, terhitung sejak 8 Agustus 2012.

Baca juga:
Energi Sampah Benowo Berbuah Berkah Penuh Legowo

Eri menambahkan, pengolahan sampah menjadi listrik oleh PT SO bukan sekadar demi mendatangkan keuntungan, namun untuk berinovasi agar lingkungan di Kota Pahlawan tetap terjaga.

Bila pengelolaan sampah tidak dilakukan dengan baik, bakal berdampak buruk pada masyarakat. Sebab, sampah yang tak tertangani dengan benar dapat mengakibatkan banjir dan wabah penyakit.

Untuk hasil penjualan ke PLN, nominalnya bisa mencapai Rp 2 miliar per bulan. Eri menuturkan kalau hal tersebut menjadi hak PT SO.

"Untuk pemasukan, itu merupakan sampingan yang dihasilkan sendiri oleh PT SO. Jadi, tidak masuk PAD. Tapi pemkot tetap senang karena sampah dapat dimanfaatkan dengan baik," ungkapnya.

Lebih lanjut, pria yang juga menjabat Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota Surabaya ini menjelaskan bahwa sampah yang ada di perumahan warga dikumpulkan ke tempat pembuangan sementara (TPS).

Kemudian, truk DK RTH mengangkut sampah dari TPS menuju TPA Benowo. Di tempat inilah, sampah dari seluruh penjuru kota diolah menjadi listrik.

Baca juga:
Mayat Bayi Terbungkus Kain Ditemukan di Tempat Pembuangan Sampah

Pengolahan sampah menjadi listrik di TPA Benowo sejalan dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 35 Tahun 2018 tentang percepatan pembangunan instalasi pengolah sampah menjadi energi listrik berbasis teknologi ramah lingkungan yang disahkan pada April tahun lalu.

Terus Berinovasi Menuju 11 Megawatt

Tumpukan sampah yang membukit di TPA Benowo tak sia-sia begitu saja. PT SO memanfaatkannya menjadi energi terbarukan yang siap digunakan, dengan mengubah sampah jadi sumber gas metana. Gas tersebut merupakan bahan baku utama listrik lewat sistem landfill gas collection.

Koordinator Operasional TPA Benowo Muhammad Ali Asyhar menuturkan, mengubah sampah menjadi listrik memang bukan perkara mudah, namun PT SO mampu mengolahnya dengan baik.

Awalnya, sampah ditumpuk di satu lokasi, dipadatkan, lalu didiamkan. Gunungan sampah yang dipadatkan sebelumnya, dibentuk terasering agar pondasi tidak longsor dan membahayakan pekerja. Tingginya juga tak boleh lebih dari 25 meter.

Sampah yang tertata rapi kemudian disemprot untuk meredam bau lalu ditutup menggunakan tiga jenis cover, yakni tanah, terpal, dan membran atau plastik hitam tebal. Perlahan, tumpukan sampah tersebut menghasilkan gas metan yang siap panen.