Pixel Codejatimnow.com

Kemiren Banyuwangi Juara Tiga Lomba Desa Wisata Nusantara 2019

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Hafiluddin Ahmad
Desa Adat Osing Kemiren, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi
Desa Adat Osing Kemiren, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi

jatimnow.com - Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi menyabet penghargaan dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT). Desa adat ini menjadi juara ketiga kategori desa wisata maju di ajang Lomba Desa Wisata Nusantara 2019.

Penghargaan tersebut diserahkan langsung Dirjen Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kemendes PDTT, Taufik Madjid kepada Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Kemiren Moh. Edy Saputro, Selasa lalu (10/12/2019). Penghargaan itu diberikan dalam acara penganugerahan penghargaan Lomba Desa Wisata Nusantara 2019 di Yogyakarta oleh Kemendes PDTT.

"Kami senang kiprah kami dalam mengembangkan desa wisata diapresiasi oleh pemerintah pusat. Kami juga bangga bisa menduduki posisi ketiga dari 158 peserta se-Indonesia. Ini sungguh di luar ekspektasi kami," kata Edy usai meraih penghargaan, Sabtu (14/12/2019).

Atas prestasi tersebut, Desa Kemiren diganjar bantuan Rp 400 juta dari pemerintah pusat untuk pembangunan sarana dan prasarana pendukung wisata, serta promosi desa.

Bagi Edy, hal ini menjadi pelecut semangatnya bersama seluruh pemangku kepentingan di desa untuk terus mengembangkan pariwisata sebagai instrumen pengerek perekonomian warga.

Salah satu budaya dan adat di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Kabupaten BanyuwangiSalah satu budaya dan adat di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi

"Pariwisata terbukti mampu meningkatkan kesejahteraan. Kami sudah merasakan betul dampaknya. Atas dasar inilah, kami ingin terus mengembangkan pariwisata melalui pelestarian budaya yang kami miliki di desa ini," sebut Edy.

Desa Kemiren, merupakan desa yang menjadi basis Suku Osing (suku asli Banyuwangi). Sejak tahun 2017, desa ini telah ditetapkan sebagai desa wisata adat. Di sini, terdapat beragam tradisi dan budaya, seperti ritual adat barong ider bumi, mepe kasur, ngopi sepuluh ewu, dan masih banyak tradisi unik lainnya. Bahkan, kopi dari desa ini juga terkenal enak dan mantap.

"Meski Pendapatan Asli Desa kami masih kecil, sekitar Rp 9 juta/tahun. Namun tim juri dari pusat melihat bahwa pengelolaan pariwisata di sini sudah on the track dan sesuai prosedur undang-undang. Yakni, dikelola lewat Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Ditambah lagi, kinerja kami sangat transparan. Inilah yang membuat kami unggul," terangnya.

Sebelumnya, Jumat (6/12/2019) lalu, Desa Kemiren juga meraih penghargaan dari Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa sebagai juara 1 kategori Daya Tarik Wisata Budaya di ajang Anugerah Wisata Tahun Jawa Timur 2019.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas berterima kasih kepada pokdarwis dan seluruh warga Desa Kemiren yang telah konsisten melestarikan tradisi dan budaya lokalnya, sehingga desa wisata adat Kemiren bisa eksis dan terus berkembang hingga saat ini.

"Ini adalah bentuk partisipasi rakyat dalam memajukan daerah. Apalah arti pemerintah tanpa peran masyarakat. Semoga penghargaan ini menjadi inspirasi bagi desa-desa yang lain untuk bersama-sama berkontribusi bagi Banyuwangi," tambah Bupati Anas.