Pixel Codejatimnow.com

Punya Jam Kerja Panjang, Hati-hati Tekanan Darah Tinggi Lho

Editor : REPUBLIKA.co.id  Reporter : REPUBLIKA.co.id
Ilustrasi kerja lembur/jatimnow.com
Ilustrasi kerja lembur/jatimnow.com

jatimnow.com - Melakukan lembur bisa membuat Anda mendapatkan promosi. Namun, kegiatan itu juga bisa menyebabkan dampak yang kurang diinginkan seperti tekanan darah tinggi.

Studi American Heart Association yang didanai oleh Canadian Institutes of Health Research menyebutkan bekerja selama 49 jam atau lebih per pekan dikaitkan dengan kemungkinan 66 persen lebih tinggi terkena hipertensi. Bahkan, ada kemungkinan terkena hipertensi bertopeng yakni suatu kondisi yang sering tidak terdeteksi selama kunjungan dokter rutin.

Dilansir CBS News pada Sabtu (21/12), bekerja sedikitnya 41 jam sepekan atau hanya satu jam lebih lama dari jam kerja mingguan biasa, juga meningkatkan risiko tekanan darah tinggi. Dalam studi tersebut, para peneliti meneliti lebih dari 3.500 karyawan kerah putih di tiga lembaga publik di Quebec selama periode lima tahun.

Partisipan mengenakan alat pemantau tekanan darah yang melakukan pembacaan reguler. Para peneliti mengendalikan faktor-faktor seperti usia orang, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, status merokok, indeks massa tubuh, tingkat stres kerja, dan variabel lainnya.

Penulis utama penelitian Xavier Trudel mengatakan hipertensi biasa dan hipertensi bertopeng menempatkan pasien pada risiko yang lebih tinggi untuk penyakit kardiovaskular. Faktor-faktor lain di luar ruang lingkup penelitian seperti tugas keluarga juga bisa berperan dalam memengaruhi tekanan darah pekerja.

Baca juga:
Si Telang, Bunga Cantik yang Banyak Manfaat

Trudel menyarankan pada pekerja yang bekerja berjam-jam mencoba mengenakan monitor jantung untuk memantau tekanan darah selama periode waktu tertentu, daripada memantaunya sesekali. “Orang-orang harus sadar bahwa jam kerja yang panjang dapat memengaruhi kesehatan jantung mereka. Jika mereka bekerja berjam-jam, mereka harus bertanya kepada dokter tentang tekanan darah dari waktu ke waktu dengan monitor yang dapat dikenakan,” kata Trudel.

Berdasarkan penelitian, satu dari lima orang dengan hipertensi bertopeng tidak pernah terdaftar memiliki tekanan darah tinggi dalam pemeriksaan klinis. Menunda diagnosis dan pengobatan dapat menempatkan pasien pada risiko yang lebih besar dari penyakit serius atau kematian. Tekanan darah tinggi memengaruhi hampir setengah dari orang dewasa AS dan berkontribusi terhadap lebih dari 82 ribu kematian per tahun.

 

Baca juga:
Moms, Yuk Kenali Ciri-ciri dan Gejala Hepatitis Akut Misterius

Lihat Artikel Asli

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama jatimnow.com dengan Republika.co.id. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Republika.co.id