Pixel Codejatimnow.com

Kakek yang Dilaporkan Hilang di Gunung Penanggungan Ditemukan Tewas

Editor : Sandhi Nurhartanto  Reporter : Moch Rois
Proses evakuasi jenazah korban yang ditemukan tinggal kerangka
Proses evakuasi jenazah korban yang ditemukan tinggal kerangka

jatimnow.com - Setelah 33 hari dilaporkan menghilang di jalan setapak hutan Gunung Penanggungan, Sahar (74), warga Dusun Betro, Desa Wonosunyo, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan akhirnya ditemukan tewas dan tinggal kerangka.

Kapolsek Gempol Polres Pasuruan, Kompol Maryono mengatakan jika jenazah kakek Sahar ditemukan pada Rabu (25/12) di area tambang sirtu PT Asa.

Baca juga: Seorang Kakek Dilaporkan Hilang 12 Hari di Gunung Penanggungan

"Kami mendapat informasi langsung melakukan pengecekan ke TKP, dan ternyata benar. Itu adalah jenazah korban," katanya, Kamis (26/12/2019).

Ia menyebut, jenazah korban ditemukan saat Suis (40), salah satu pekerja tambang akan mencari bambu di tebing tambang PT Asa.

Sesampai di lokasi, saksi kaget melihat sesosok seperti jenazah manusia yang tinggal kerangka dan dagingnya telah mengering.

Saksi kemudian menyampaikan penemuan tersebut ke rekan kerjanya dan melanjutkan pelaporan kepada kepala desa dan Polsek Gempol.

Baca juga:
Warga Baureno Bojonegoro Hilang saat Cari Ikan Mabuk di Bengawan Solo

"Jenazah korban dalam kondisi kerangka dan sebagian daging serta kulit sudah mengering. Memakai celana abu-abu, tidak memakai baju, dan di temukan sebelah mayat tersebut ada kaos warna hitam kombinasi putih dan topi biru," jelasnya.

Anak korban, Alwi (28), yang ikut datang ke TKP membenarkan jika korban yang telah berbentuk tulang belulang memang orang tuanya yang dilaporkan hilang dengan bukti pakaian yang dikenakan korban.

Jenazah telah dibawa polisi ke kamar jenazah RS Brimob Watukosek untuk dimintakan autopsi guna perkembangan penyelidikan lebih lanjut.

Baca juga:
Kisah Polisi Tulungagung Temukan ODGJ Terpisah 11 Tahun dari Keluarganya di Banyuwangi

Sahar diketahui meninggalkan rumah pada 22 November kemarin dan tidak kembali. Saat itu, korban berpamitan ingin pergi menengok anaknya yang berada di Desa Kesiman dengan berjalan kaki melewati jalan setapak di area hutan yang menghubungkan kedua desa.

Keluarga pun tidak khawatir, karena korban sering melewati jalan setapak sepanjang 1,5 kilometer tersebut. Ketika salah satu keluarganya mengecek di Desa Kesiman, ternyata selama ini korban tidak pernah datang ke rumah anaknya di Desa Kesiman.