Pixel Code jatimnow.com

Mahasiswa di Surabaya Sulap Kulit Tebu Jadi Souvenir Unik

Editor : Sandhi Nurhartanto   Reporter : Farizal Tito
Souvenir terbuat dari ampas tebu
Souvenir terbuat dari ampas tebu

jatimnow.com - Seorang mahasiswi Fakultas Industri Kreatif Universitas Surabaya (FIK Ubaya), Wenny Friskillia berhasil mengubah limbah ampas tebu menjadi souvenir bernilai jual. Souvenir yang berbentuk permainan tradisional khas Indonesia tersebut diberi nama Nebu.

Souvenir itu memiliki lima desain khas asli Indonesia, diantaranya lompat batu dari Nias, Sumatera Utara; Geulayang Tunang atau Layang Kleung dari Banda Aceh; Layang Kaghati dari Kendari, Sulawesi Tenggara; Kapal Jong dari Tanjung Pinang, Kepulauan Riau dan Kapal Sandeq dari Mamuju, Sulawesi Barat.

Wenny menjelaskan jika karyanya itu bermula atas kekhawatiran dirinya melihat ampas tebu yang banyak ditemukan dari pedagang minuman es yang terbuang percuma.

"Souvenir ini diambil dari permainan tradisional di Indonesia karena segala tumbuhan yang tumbuh di Indonesia bisa digunakan meskipun sudah menjadi ampas atau limbah. Selain itu melalui souvernir ini, informasi terkait permainan tradisional Indonesia dapat dikenal masyarakat luas, dan produk ini cocok digunakan sebagi buah tangan atau oleh-oleh," ujarnya, Selasa (14/1/2020).

Baca juga:
BSI Siapkan Anggaran Rp10 Miliar untuk Beasiswa Mahasiswa Jatim

Ia menyebut, untuk proses pembuatan hanya membutuhkan waktu dua hari. Langkah awal yaitu mengeringkan ampas tebu terlebih dahulu di tempat yang teduh guna menghilangkan airnya dan mengurangi bau tidak sedap pada produk.

Setelah itu, ampas tebu yang awalnya berwarna hijau akan berubah menjadi warna putih gading. Ampas tebu mulai dipilih serta ditipiskan dengan alat potong sehingga memiliki ukuran tinggi dan ketebalan yang sama untuk dianyam menjadi bentuk permainan tradisional daerah.

Baca juga:
Mahasiswa KKN UINSA Meninggal Terseret Ombak Saat Berwisata di Pantai Jember

Selanjutnya, diberikan bahan tambahan seperti kawat dan lem agar produk terlihat kokoh dan berdiri tegak.

"Jika ditotal secara keseluruhan, maka pengerjaan lima karya ini membutuhkan waktu 10 hari. Tantangan tersulit yang dihadapi adalah harus sabar menipiskan dan memotong ampas tebu. Ukuran juga dibuat harus sama, agar tidak patah saat dianyam," terangnya sambil menyebut produknya dijual mulai harga Rp 250 ribu.