Pixel Codejatimnow.com

Kelompok Wisata Dukung Pengembangan Pulau Tabuhan Banyuwangi

Editor : Sandhi Nurhartanto  Reporter : Hafiluddin Ahmad
Forum diskusi antara pelaku wisata dan Pemkab Banyuwangi
Forum diskusi antara pelaku wisata dan Pemkab Banyuwangi

jatimnow.com - Rencana pengembangan Pulau Tabuhan disepakati oleh 150 pelaku wisata di Bumi Blambangan dalam forum diskusi bersama Pemkab Banyuwangi, Selasa (11/2).

Pengembangan sektor pariwisata itu diharapkan mampu mengedepankan konservasi sekaligus memastikan dampak ekonomi yang dapat dirasakan warga setempat.

Ratusan perwakilan pelaku wisata itu diantaranya kelompok sadar wisata (pokdarwis) Grand Watu Dodol, Pantai Cacalan, Pantai Cemara, Bangsring Under Water, Kampe, Bengkak, Pantai Boom, Pantai Mustika, Ringin Putih, dan Pulau Merah.

Juga ada perwakilan Asosiasi Travel Masyarakat Pesisir Wongsorejo, Kelompok Usaha Jasa Penyeberangan, dan kuliner pesisir.

Sekretaris Daerah Kabupaten Banyuwangi, Mujiono mengapresiasi dan berterima kasih kepada para pelaku wisata yang selama beberapa tahun ini telah bergotong-royong bersama memajukan sektor pariwisata.

"Terima kasih atas dukungannya. Tentu ini kian memperkuat komitmen kita bersama bahwa pengembangan Pulau Tabuhan harus berdampak pada kesejahteraan warga dan memastikan konservasi bisa dijalankan dengan baik," ujarnya.

Ia mengatakan, rencana pengembangan Pulau Tabuhan telah dimulai sejak 2015. Sempat ada pihak swasta dari Italia yang tertarik mengembangkannya. Namun, hal itu urung dilakukan setelah mengetahui mahalnya biaya pengembangan.

"Lalu muncullah EBD Paragon pada tahun 2019 yang menawarkan untuk investasi di Pulau Tabuhan lewat perjanjian sewa. Kami melihat track record yang bagus dari perusahaan ini. EBD Paragon juga dipercaya pemerintah pusat menjadi salah satu pengembang kawasan wisata Mandalika, NTB, dan Labuan Bajo," kata Mujiono.

Dalam kesempatan tersebut, asosiasi pelaku wisata meminta Pemkab Banyuwangi agar mengakomodasi keinginan mereka terkait pengembangan Pulau Tabuhan, mulai soal konservasi hingga menggerakkan ekonomi lokal.

Baca juga:
Puncak Kunjungan Wisatawan di KBS Diprediksi 14 April, Ini Antisipasi Parkirnya

Seperti yang diungkapkan Azis, dari Pokdarwis Grand Watu Dodol (GWD). Azis meminta pengembangan Pulau Tabuhan melibatkan kapal angkutan warga lokal.

Selain Azis, Ketua Asosiasi Nelayan Banyuwangi Ikhwan Arief yang memberikan masukan agar pembangunan pulau dilakukan dengan menggunakan perspektif laut, bukan daratan.

Selain itu, aktivitas nelayan yang menjadikan Pulau Tabuhan sebagai area fishing ground utama dapat terlindungi.

"Kami juga berharap atraksi wisata seperti diving dan snorkeling langsung melibatkan kami. Kalau itu semua dipenuhi, kami semua akan bergandeng tangan dengan pengembang untuk tetap menjaga kelestarian lingkungan setempat. Bahkan, kami akan ikut menanam terumbu karang di sana," cetus Ikhwan.

Apa yang menjadi keinginan pelaku wisata tersebut diapresiasi Pemkab Banyuwangi.

Baca juga:
KBS Tambah Satwa Baru, Merak Putih dan Buaya Siam Sambut Wisata Lebaran

"Sudah klop dengan keinginan kita semua. Sebagaimana pengembangan wisata di tempat lain, ujungnya adalah ekonomi warga lokal dan dengan tetap menjunjung kearifan lokal, termasuk melakukan konservasi," ujar Mujiono.

Karena saat ini baru tahap penandatanganan nota kesepahaman antara Pemkab Banyuwangi dan swasta, maka apa yang menjadi keinginan nelayan dan masyarakat nanti akan dimasukkan ke dalam perjanjian kerjasama (PKS) antara Pemkab Banyuwangi dan investor.

"Insya Allah jika pariwisata makin ramai, ekonomi warga akan kian sejahtera," pungkasnya.