jatimnow.com - Para pejabat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi, Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan camat mengikuti #MO Training Series oleh Rumah Perubahan, Selasa (18/2).
Mereka dilatih supaya dapat melahirkan inovasi kebijakan di era Mobilisasi dan Orkestrasi (MO) seperti saat ini.
Pelatihan tersebut, menurut Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, adalah upaya untuk meng-upgrade cara pandang para pembuat kebijakan dalam menghadapi tantangan zaman.
"Kita perlu lensa baru untuk bisa melihat zaman baru. Jangan sampai, kita melihat persoalan saat ini, dengan cara lama. Maka, apa yang kita hasilkan pun akan sulit untuk menjawab tantangan yang ada. Istilahnya biar kami pejabat pubik ini tidak gagal paham menghadapi era saat ini. Kita butuh teropong baru untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi," jelas Anas.
Rhenald Kasali yang telah menerbitkan buku series #MO, merupakan hasil riset terbarunya yang memetakan dengan jelas gejala mobilisasi dan orkestrasi yang belakangan marak dilakukan dengan dukungan teknologi digital untuk berbagai kepentingan.
Mobilisasi dan orkestrasi di era digital ini membawa perubahan signifikan terhadap banyak hal, mulai dari marketing, komunikasi publik, pelayanan jasa publik, leadership hingga pengelolaan ekonomi.
Perubahan dalam mobilisasi misalnya, munculnya isu melalui media sosial yang digaungkan menggunakan tagar sehingga menggiring opini publik ke dalam berbagai kepentingan.
Sementara orkestrasi, ditandai dengan munculnya cara-cara baru dalam value creation yang menjadi dasar ekonomi produktif.
Baca juga:
Untag Surabaya Rawat Pemikiran Bung Karno Melalui Seminar Nasional Kebangsaan
Di zaman yang serba digital ini, tidak hanya soal ekonomi yang bisa dimobilisasi sekaligus diorkestrasi.
Berbagai kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah pun seyogyanya harus mengadaptasi perspektif tersebut.
"Harapannya, agar kebijakan dan inovasi yang diambil benar-benar sesuai dengan perkembangan zaman. Sehingga strategi yang kami ambil bisa tepat," ujar Kepala Bappeda Banyuwangi, Suyanto Waspo Tondo Wicaksono yang menjadi leading sector kegiatan tersebut.
Pelatihan yang dilaksanakan satu hari penuh itu, diisi oleh Head of Consulting Rumah Perubahan Muhammad Taufik Ramadhan dan Founder Wahyoo Peter Shearer.
Keduanya mengajak para pemangku kebijakan di Banyuwangi memahami cara kerja mobilisasi dan orkestrasi yang bisa diterapkan dalam melahirkan inovasi kebijakan.
Baca juga:
UT Surabaya Gelar Seminar Jelang Wisuda: Bergerak, Maju Bersama Bangun Bangsa
Taufik menegaskan bahwa inti dari mobilisasi dan orkestrasi tersebut, tak sekadar mendigitalisasi berbagai data dan pelayanan.
"Jika meminjam ungkapan Profesor Renald Kasali, jika beranggapan teknologi digital tersebut hanya men-delevery system, maka anda akan tersesat," ujarnya.
Teknologi digital yang menjadi basis dari MO harus bisa memanfaatkan network effect (efek jaringan).
"Dengan terkoneksinya antara pemerintah dengan masyarakat dan berbagai instansi lainnya, akan menghasilkan efek positif. Namun, jika network yang tersambung dengan piranti digital itu, tidak terjaga dengan baik, maka menimbulkan efek negatif," lanjutnya.