Pixel Codejatimnow.com

Kades Cantik asal Lamongan Bicara Pentingnya Output Dana Desa

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Farizal Tito
Kades Cantik asal Lamongan, Angely Emitasari (dua dari kanan) saat mengikuti Rapat Kerja Percepatan dan Pengelolaan Dana Desa Tahun Anggaran 2020
Kades Cantik asal Lamongan, Angely Emitasari (dua dari kanan) saat mengikuti Rapat Kerja Percepatan dan Pengelolaan Dana Desa Tahun Anggaran 2020

jatimnow.com - Rapat Kerja Percepatan dan Pengelolaan Dana Desa Tahun Anggaran 2020 digelar Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim di JX International atau Jatim Expo Jalan Ahmad Yani, Surabaya, Selasa (25/2/2020).

Semua kepala desa (kades) mengikuti rapat itu, termasuk Angely Emitasari, Kades Kedungkumpul, Kecamatan Sukorame, Kabupaten Lamongan.

Angely yang dijuluki kades cantik itu menyebut, rapat tersebut sangat penting bagi semua kepala desa. Sebab dengan itu, semua kepala desa di Jawa Timur bisa memahami aturan dan penerapan dana desa.

"Tentu ini sangat penting bagi saya dan semua kades yang lain. Dengan begini kami dapat pemahaman tentang apa itu dana desa, buat apa dana desa dan yang terpenting output dari adanya dana desa itu. Karena demi kesejahteraan masyarakat," ungkap Angely kepada jatimnow.com.

Baca juga:  Bu Kades Cantik di Lamongan itu Ingin Seperti Wali Kota Risma

Sementara dalam rapat itu Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa berharap, tahap 1 dana desa sebesar Rp 7,654 triliun bisa segera dicairkan. Agar daya beli masyarakat bisa tetap terjaga dan bisa memberikan pekerjaan kepada warga pedesaan.

Rapat Kerja Percepatan dan Pengelolaan Dana Desa Tahun Anggaran 2020 yang digelar Pemprov Jatim di JX International Jalan Ahmad Yani, SurabayaRapat Kerja Percepatan dan Pengelolaan Dana Desa Tahun Anggaran 2020 yang digelar Pemprov Jatim di JX International Jalan Ahmad Yani, Surabaya

Baca juga:
Kades Cantik di Lamongan Tertipu Investasi Bodong Rp137 Juta

Gubernur Khofifah menjelaskan, pencairan tahap 1 sebesar 40 persen dari dana desa tersebut diharapkan bisa dicairkan dan menjadi contoh bagi desa di provinsi lain.

"Kalau tahap satu itu berarti 40 persen dari Rp 7,645 triliun," terang Gubernur Khofifah.

Percepatan pencairan dana desa yang dilakukan Pemprov Jatim disambut baik oleh ribuan kades di Jatim. Diperkirakan setiap desa bakal menerima sekitar Rp 960 juta. Namun besaran nilai tersebut bergantung dari luas dan kebutuhan desa di tiap daerah.

Baca juga:
Menuju Pernikahan Kades Cantik Lamongan, Gelar Pesta Rakyat 4 Hari

Mantan Menteri Sosial ini berharap, percepatan pencairan dana desa tersebut dapat mengurangi angka kemiskinan dan tidak ada lagi desa tertinggal di Jatim.

"Sekarang ini masih ada 1207 desa tertinggal, kita berharap Tahun 2020 ini Zero desa tertinggalnya. Ada dua desa sangat tertinggal, satu karena dampak Lapindo di Sidoarjo, satu di Bondowoso. Nah ini harus sinergi dengan desa-desa terdekatnya supaya tidak lagi menjadi desa yang sangat tertinggal," tambah Gubernur Khofifah.