Pixel Codejatimnow.com

Begini Cara Bunda Atasi Alergi Anak di Masa Pandemi Covid-19

Editor : Sandhi Nurhartanto  Reporter : Narendra Bakrie
Seminar online terhadap anak yang alergi protein susu
Seminar online terhadap anak yang alergi protein susu

jatimnow.com - Pandemi Covid-19 membawa kekhawatiran bagi semua orang terutama bagi para orang tua yang memiliki anak dengan kondisi kesehatan yang rentan terganggu. Kekhawatiran ini bukan tanpa alasan.

Data terakhir yang dipublikasikan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), menunjukkan kasus anak yang terkonfirmasi positif di Indonesia sangat tinggi dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya.

Tingginya angka kasus menunjukkan bahwa anak-anak menjadi kelompok usia yang rentan mengalami penularan di masa pandemi, termasuk anak yang alergi dengan protein susu sapi.

"Kesehatan anak di masa pandemi ini memang rentan, termasuk anak yang alergi terhadap protein susu sapi, karena sistem daya tahan tubuhnya unik dan lebih sensitif. Pemahaman masyarakat khususnya orang tua mengenai penyebab terjadinya alergi susu sapi pada si kecil perlu terus ditingkatkan sehingga dapat memberikan penanganan yang tepat agar kesehatannya terus terjaga dan ia tetap bisa tumbuh dan berkembang dengan optimal seperti anak lainnya," kata konsultan alergi dan imunologi anak, Prof DR Budi Setiabudiawan dalam siaran pers yang diterima redaksi, Senin (29/6/2020).

Ia melanjutkan, alergi susu sapi merupakan salah satu jenis alergi yang paling banyak dialami anak. Gejala yang muncul akibat anak alergi susu sapi biasanya menyerang kulit seperti ruam-ruam merah, sistem pernapasan seperti batuk dan bersin yang berulang, atau sistem pencernaan misalnya sakit perut yang membuat anak menjadi rewel.

Alergi susu sapi pada anak diakibatkan oleh respon sistem imun yang tidak normal terhadap protein susu sapi (whey dan kasein). Ini perlu menjadi perhatian karena susu adalah salah satu sumber protein yang dibutuhkan anak untuk tumbuh dan berkembang secara optimal.

Baca juga:
Berikut 3 Gagasan PKS Jatim: Pangan, Sehat, dan Kerja

"Di sini, peran orang tua khususnya Bunda sangat penting untuk menangani kondisi anak yang alergi sapi, termasuk pemberian nutrisi alternatif yang tepat," ujar dia.

Mendukung World Allergy Week 2020 atau Pekan Alergi Dunia, PT Sarihusada Generasi Mahardhika (Sarihusada) memberikan inspirasi dan mengajak para bunda untuk menjaga kesehatan si kecil yang alergi susu sapi dengan menjadi Bunda Tanggap Alergi Generasi Maju melalui gerakan 3K, yaitu: kenali, konsultasikan, dan kendalikan, melalui rangkaian program edukasi 'Pekan Tanggap Alergi Generasi Maju'.

"Melalui rangkaian program edukasi di pekan tanggap alergi generasi maju, kami sebagai pemimpin pasar ingin memberikan inspirasi dan mengajak para Bunda untuk jaga kesehatan si kecil dengan tanggap alergi melalui gerakan 3K. Agar si kecil mendapat penanganan yang tepat dan kendalikan faktor penyebab alergi susu sapi dengan alternatif nutrisi yang tepat agar tetap tumbuh dan berkembang secara optimal," kata Senior Brand Manager SGM Eksplor Advance+ Soya, Anggi Morika Septie.

Baca juga:
Hari Kesehatan Nasional, Pj Wali Kota Malang Minta Jajarannya Jaga Komitmen Pembangunan Kesehatan

"Kami berharap kesehatan anak-anak Indonesia, khususnya anak dengan alergi susu sapi, dapat menjadi perhatian agar tetap terjaga sehingga mereka dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Kami percaya seluruh anak Indonesia, bisa bertumbuh dan berkembang menjadi anak generasi maju, tentunya dengan dukungan stimulasi serta nutrisi yang tepat," imbuhnya.

Sementara itu, selebriti Natasha Rizky mengatakan sebagai Bunda yang memiliki anak dengan alergi terhadap protein susu sapi, di masa pandemi ini dituntut untuk ekstra tanggap dalam menangani gejala akibat alergi susu sapi.

"Kepada para Bunda yang memiliki anak dengan kondisi alergi susu sapi, tidak perlu khawatir dan jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter agar bisa mendapatkan penanganan yang tepat. Setelah memberikan anak saya alternatif nutrisi yang tepat, sekarang gejala yang muncul akibat alerginya sudah tidak muncul lagi sehingga dia bisa lebih aktif bermain dan belajar serta tumbuh kembangnya tetap optimal," katanya.