Pixel Codejatimnow.com

Jejak Kejahatan Dua Rampok Peneror Surabaya yang Ditembak Mati Polisi

Editor : Narendra Bakrie  Reporter : Zain Ahmad
Dua rampok yang ditembak mati Tim Jatanras Polrestabes Surabaya
Dua rampok yang ditembak mati Tim Jatanras Polrestabes Surabaya

jatimnow.com - Dua dari empat komplotan perampok yang ditembak mati Tim Jatanras Satreskrim Polrestabes Surabaya dikenal cukup licin. Dari catatan kepolisian, komplotan perampok ini merupakan target operasi Polda Metro Jaya dan Polresta Semarang.

Dua rampok itu bernama Didi Prabo alias Eko Begog (53) asal Jakarta dan Antoni (59) asal Tangerang. Mereka bersama komplotannya teridentifikasi beraksi 7 kali di Surabaya.

Tindakan tegas terukur itu diberikan Tim Unit Jatanras Polrestabes Surabaya dipimpin Kanit Jatanras Iptu Agung Kurnia Putra lantaran kedua pelaku melawan dengan senjata tajam (sajam) saat disergap.

"Selain beraksi di Surabaya, komplotan ini juga beraksi di Semarang dan Jakarta. Jadi antar kota, antar provinsi," terang Kasatreskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Sudamiran, Senin (13/7/2020).

Di Surabaya, komplotan perampok yang dipimpin Antoni itu tercatat beraksi di 7 TKP. Kelompok ini terdiri dari empat orang, dua ditembak mati, dua lainnya masih diburu.

Baca juga:  Dor! Dua Rampok Peneror Warga Surabaya Ditembak Mati

7 TKP di Surabaya itu adalah rumah di Jalan Rangkah Gang I No.45, Tambaksari; Jalan Tegalsari No. 16; Jalan Raya Rungkut Mapan Blok FC-2; Jalan Klampis Semolo Timur 10; Jalan Prapanca 52; Jalan Indragiri 4-A dan Jalan Musi 6.

"Dalam penyelidikan komplotan ini sudah beraksi di Surabaya sejak Januari lalu. Dan tiga hari kemarin beraksi di daerah Rangkah dan Tegalsari. Komplotan ini tercatat berjumlah empat orang. Ada satu lagi tapi dia 480 (penadah). Saat ini meraka sedang kami buru," jelas Sudamiran.

Baca juga:
Nenek di Pamekasan Dirampok: Dipaksa Masuk Mobil, Perhiasan Emas Dirampas

Sementara Kanit Jatanras Polrestabes Surabaya Iptu Agung Kurnia Putra menambahkan, tersangka Antoni Cs saat beraksi selalu menggunakan motor sarana Honda Supra warna hitam bernopol L 4010 W. Begitu pula dua pelaku lainnya yang saat ini buron, saat beraksi juga memakai motor.

Dalam penyelidikan, rupanya motor yang dipakai Antoni itu memakai nopol palsu. Motor itu ternyata motor lising. Diduga motor itu dibeli dari hasil lelangan untuk dipakai beraksi di Surabaya agar tidak terendus. Dan saat ini Tim Jatanras masih melakukan pendalaman.

"Terkait itu masih akan terus kami dalami. Termasuk memburu dua pelaku lain dari komplotan ini yang masih kabur. Juga sekaligus memburu satu pelaku yang menjadi penadah komplotan ini," tegas Agung.

Agung menyebut, untuk menangkap komplotan yang dipimpin Antoni Cs itu, pihaknya sempat mengalami kendala. Meskipun alat bukti, saksi maupun rekaman CCTV sudah dikantongi.

Baca juga:
Perampok Wali Kota Blitar: Cetak Pelat Merah, Lalu Beli Topi Korpri di Surabaya

"Mereka ini sudah kami intai. Setelah beraksi di daerah Rangkah dan Tegalsari, mereka sempat menyatroni rumah di daerah Dharmahusada. Itu pada Minggu malam kemarin," jelasnya.

"Tersangka Antoni dan Didi ini naik motor. Kemudian kami ikuti juga naik motor. Ternyata mereka tahu kalau kami ikuti, kemudian tancap gas. Dan setelah kami kejar, keduanya malah memepet kami, bahkan sempat menendang. Tembakan peringatan sempat kami berikan, tapi tidak dipedulikan," tambah Alumni AKPOL Tahun 2013 ini.

Aksi kejar-kejaran pun terjadi. Dan saat tembakan peringatan kembali diletuskan, Antoni dan Didi malah melawan dengan senjata tajam. Dari situlah tindakan tegas terukur akhirnya diberikan. Antoni dan Didi tersungkur hingga keduanya meninggal dunia saat perjalanan dievakuasi ke rumah sakit.

"Mereka langsung kami bawa ke RSU dr Soetomo untuk mendapatkan pertolongan medis. Namun di tengah perjalanan nyawanya tidak dapat diselamatkan," tandasnya.