Pixel Codejatimnow.com

Polisi Ungkap Cara Orangtua Didik Anaknya Menjadi Bomber

Kapolda Jatim saat menggelar konferensi pers.
Kapolda Jatim saat menggelar konferensi pers.

jatimnow.com — Salah satu hasil penyidikan polisi terkait dengan perilaku bomber di Surabaya maupun di Sidoarjo, terungkap.

Kapolda Jatim Irjen Pol Machfud Arifin menyatakan, para orangtua pelaku bom bunuh diri itu, mendidik anak mereka sendiri.

Dengan cara, dikungkung di dalam rumah dan kemudian 'dicekoki' ideologi atau ajaran radikalisme.

"Dia anak-anaknya dikungkung di dalam rumah, di doktrin, diberi ajaran radikal, diberi tontonan dan konten radikal. Jika ditanya oleh tetangganya sekolah dimana, para anak-anaknya disuruh jawab home schooling. Padahal itu tidak," terang Kapolda Jatim Machfud Arifin saat konferensi pers. di Mapolda Jatim, Selasa (15/5/2018).

Kapolda mengatakan Dita Oepriarto adalah orang yang paling berpengaruh dalam jaringan ini. Diatas Dita ada lagi seorang guru, namun kepolisian masih belum mau membuka identitas orang tersebut.

Baca juga:
5 Trending Topik Pekan Ini, Nomor 4 Jangan Coba-coba Bercanda Soal Ini!

"Tiga keluarga pelaku teror ini juga sangat sering bertemu dalam majelis pengajian khusus. Mereka sering ketemu setiap minggu di rumah Dita di Medokan Ayu Rungkut, Surabaya. Dan dalam kelompok itu peranan ibu dan ayah mereka sangat penting terhadap doktrinasi ini," katanya.

Selain itu, tiga anak pelaku yang selamat dari ledakan di Rusunawa Wonocolo Sepanjang Sidoarjo sudah mulai bisa berinteraksi dengan psikolog. Sementara, satu anak yang selamat di ledakan Mapolrestabes masih dalam pemulihan dari pengaruh obat bius.

"Kalau yang tiga dari Sidoarjo sudah bisa diajak ngobrol. Kayaknya yang paling besar tidak mengikuti jejak orang tuanya karena dari kecil ikut neneknya," katanya.

Baca juga:
Puluhan Kilogram Bahan Peledak di Tulungagung Dimusnahkan

Reporter: Fahrizal Tito
Editor: Erwin Yohanes